Cast : 5 orang
Ada seorang siswi bernama Diah. Dia tidak disukai teman-temannya karena tak mau mengajarkan orang lain untuk pelajaran yang dia bisa. Dia hanya membiarkan Dwi Sartika, teman sebangkunya, untuk menyalin pekerjaan rumah matematikanya. Diah melarang Dwi Sartika untuk memberikan hasil pekerjaan rumahnya pada siapapun.
Fajar dan Fanny adalah salah satu siswa yang tidak mengerti pelajaran matematika. Mereka tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan rumah di berikan tiga hari yang lalu. Karena takut dimarahi, mereka berdua sepakat untuk menyalin hasil pekerjaan rumah Diah dengan meminta pada Dwi Sartika. Karena kasihan, Dwi Sartika membiarkan Fajar dan Fanny untuk menyalin pekerjaan rumahnya. Dwi Sartika meminta agar Fajar dan Fanny merahasiakannya dari Diah.
Dwi : Hai Diah !
Diah : Hai Dwi. Apa kamu sudah menyelesaikan pekerjaan rumah matematika?
Dwi : Sedikit. Ada bagian yang tidak kumengerti. Bisakah kau membantuku?
Diah : Maaf, aku malas melakukannya. Jika kau mau, kau bisa menyalin pekerjaan rumahku.
Dwi : Benarkah? Boleh aku bawa pulang?
Diah : Tentu, tapi kau harus membawanya besok. Tapi jangan beritahu siapapun. Kau mengerti?
Dwi : Tentu.
Dwi menyalin pekerjaan rumah Diah selama istirahat. Menjelang jam pulang sekolah, Dwi selesai menyalin pekerjaan rumah Dwi. Melihat Dwi yang sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, Fajar dan Fanny berniat meminjam tugas Diah.
Fanny : Hai Dwi. Kau sibuk sekali daritadi?
Dwi : Hai Fanny. Kau benar, aku menyelesaikan tugasku tadi.
Fajar : Tugas matematika?
Dwi : Ya. Aku menyalin tugas Diah. Kalian sudah mengerjakannya?
Fanny : Sedikit. Tapi ada yang tidak kumengerti.
Fajar : Ya, aku juga. Kau sudah menyelesaikan semua tugasmu?
Dwi : Ya.
Fajar : Bisakah kami menyalinnya? Aku menyalin tugasmu dan Fanny menyalin tugas Diah.
Dwi : Baiklah, tapi jangan sampai Diah tahu.
Fanny : Oke. Kami akan membawanya besok. Kami suka orang baik hati sepertimu.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Dwi menemui Fajar dan Fanny meminta buku tugasnya kembali.
Dwi : Di mana buku tugasku dan Diah? Diah akan segera mencarinya.
Fajar : Ini buku tugasmu.
Dwi : Dan dimana buku tugas Diah, Fanny?
Fanny : Maaf Dwi, tapi aku tak membawanya.
Dwi : Kamu serius?
Fajar : Kamu ceroboh sekali. Jika Diah marah pada Dwi, ini semua adalah kesalahanmu.
Fanny : Ya. Maafkan aku. Ini semua salahku. Aku ceroboh.
Dwi : Sudahlah, sebaiknya kita jangan saling menyalahkan. Sebaiknya kita terus terang pada Diah.
Fanny : Aku yang akan bicara padanya. Semoga dia mau memaafkan kita.
Fanny, Dwi dan Fajar menemui Diah.
Diah : Hai Dwi, Fajar, Fanny.
Dwi : Hai Diah.
Diah : Dwi, bisa kamu kembalikan bukuku sekarang. Pak Nugie akan segera datang.
Dwi : Maaf Diah, bukumu tak ada padaku.
Diah : Apa maksudmu, Dwi?
Dwi : Bukumu ku pinjamkan pada Fanny. Dan sekarang dia lupa membawanya.
Diah : Meminjamkan pada orang lain? Kau tahu aku sangat membenci orang yang lancang.
Dwi : Ya, aku minta maaf. Ini semua salahku.
Fanny : Bukan, ini salahku Diah. Kami mendesaknya meminjamkan bukumu pada kami berdua.
Diah : Diam. Ini semua tak akan membantu. Apa yang harus kulakukan Dwi jika Pak Nugie meminta tugasnya dikumpulkan hari ini?
Fajar : Kita akan menemanimu bertemu Pak Nugie. Kita katakan yang sebenarnya.
Fajar, Dwi dan Diah bersama-sama menemui Pak Nugie di kantornya.
Fajar : Permisi Pak. Ada yang ingin kami bicarakan?
Pak Nugie : Apa itu?
Diah : Mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa mengumpulkan tugas yang bapak berikan hari ini.
Pak Nugie : Kenapa?
Fanny : Karena saya tidak membawa buku tugas Diah, Pak.
Pak Nugie : Kamu menyalin tugas Diah?
Fanny : Ya, pak kami minta maaf. Saya seharusnya tidak menyontek.
Pak Nugie : Bagus kalau kamu sadar kalau mencontek itu salah. Kalian seharusnya berbagi ilmu dengan belajar bersama. Bukan dengan saling menyontek.
Diah : Ini bukan salah Fanny sepenuhnya, Pak. Saya salah selama ini bersikap egois.
Pak Nugie : Tak apa. Bapak harap, kalian bisa belajar dari kesalahan kalian kali ini.
Dwi : Terima kasih, Pak.