Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)'s POV :
Setelah sekian banyak hal sulit yang kualami, aku menyadari, bahwa perpisahan diantara kita terlalu sulit untuk kujalani. Aku merasa bahwa aku dan kamu memang telah bersatu. Lebih dari yang ku sangka, aku telah menganggapmu lebih dari yang seharusnya. Kita adalah partner kerja. Tak ada silang sengketa diantara kita karena hanya itulah yang kau minta. Aku tak pernah mengerti, mengapa sampai saat ini, aku rela sepenuh hati membantu dan membelamu. Walaupun kita sempat berada disimpang jalan, persabahabatanku denganmu tetaplah prioritasku nomer satu. Kau tahu, kau telah buatku berada diposisi yang membingungkan. Aku bingung menganggap kamu lawan atau teman. Tapi ku sadar aku tak mampu sampai hati membiarkan fitnah-fitnah keji itu menyerangmu tanpa nurani. Aku mengenalmu, dan dari dua tahun komunikasi diantara kita, aku bertaruh bahwa sampai mati pun kau tak akan pernah tega membalasnya. Karena itulah, aku tak pernah ragu membelamu. Walau sebagai akibatnya pilihanku yang berbeda menimbulkan prasangka-prasangka tentang arah kesetiaanku yang sebenarnya. Lagi pula aku muak dengan mereka. Aku berang pada pecundang-pencundang yang bersembunyi di balik undang-undang. Bagiku mereka tak lebih dari sekedar penjilat jahat yang tak seharusnya hidup di negeri ini. Keahlian mereka hanya korupsi dan manipulasi. Ku harap kelak, jika Pak Jokowi telah menjadi orang nomor satu di negeri ini, sikat habis semua pejabat khianat yg tak amanat. Selain itu, jika kelak aku akan mengisi kursimu di Ibukota, aku berharap persahabatan kita akan tetap ada dan bertahan selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar