Berteman dan membina hubungan yang baik dengan sesama manusia lainnya, merupakan suatu proses alamiah yang pasti dan memang diperlukan setiap individu. Tak bisa dipungkiri, kebutuhan secara sosiologis dan membentuk suatu struktur masyarakat menjadikan setiap individu melakukan hal-hal tertentu sesuai norma dan hukum yang berlaku.
Tapi, secara naluriah setiap individu pasti mempunyai kriteria-kriteria tertentu tentang individu lain yang bisa bekerja dan bekerja sama dengannya. Disinilah kita, sebagai individu, diharapkan menyadari pentingnya ‘modal’ kita dalam memulai, membina dan mempertahankan suatu hubungan. Sangat penting, bagi seorang individu, untuk mengenal pribadi individu lainnya yang menurutnya cocok dan sehati. Peranan psikologis berupa keyakinan tentang kebaikan-kebaikan individu lainnya memang dominan dalam proses seleksi ini. Tapi, diperlukan sikap kritis dan ingin tahu bagi seorang individu dengan memaknai lebih jauh ungkapan, “Jangan menilai buku dari sampulnya saja.”
Sebagai seorang individu, kedekatan-kedekatan secara personal seringkali membiaskan perspektif kita tentang perilaku individu lain yang dikenalnya. Seorang individu faktanya lebih sering menggunakan sudut pandang yang subjektif terlebih pada hal yang bersifat kekerabatan. Kita semua tahu, kalau hal itu adalah kodrat Tuhan. Tapi sebaiknya, kita mengurangi hal-hal tersebut terlebih yang menyangkut kemaslahatan dan kepentingan orang banyak.
Karena itulah kita harus menyadari, memilih teman-teman merupakan bagian penting bagi proses membina persahabatan dan kemasyaratan. Memilih teman disini bukan berarti membeda-bedakan berdasarkan suku, agama, ras maupun antargolongan (SARA). Akan tetapi memilih teman-teman yang akan membantu kita menjadi bagian dari kesatuan masyarakat yang utuh tanpa mengurangi objectivitas kita dalam memutuskan antara yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar