Translate

Rabu, 30 Desember 2015

Ansos? No Problem

Bagi sebagian orang, menangis dan berbagi kesedihan dengan orang terdekat adalah hal yang mungkin sangat biasa dilakukan. Bisa sama siapa aja. Orangtua, sahabat ataupun pacar contohnya. Tapi bagi gue, itu hal yang sangat sulit dilakukan.

Kata ibu, gue itu orangnya sangat amat nggak romantis. Susah banget yang namanya mengutarakan isi hati bahkan sama orang-orang yang paling dekat. Daripada ngucapin kata-kata manis ataupun kasih sayang, gue lebih suka ngucapin hal yang berlainan dari apa yang ingin gue ucapin. Hmm contohnya yaa, yang paling sering sih ibu gue selalu nanya, “Kakak sayang nggak sih sama ibu?”. Dan kalian tau kan jawaban gue. Gue langsung jawab “NGGAK!” pake nada nyolot. Ibu gue sih senyum-senyum aja, karena dia tahu jawaban yang sebenernya. Jawaban yang nggak akan pernah diucapin orang model gue, jawaban dari orang yang paling nggak romantis di dunia.

Mungkin karena karakter gue yang “lain di mulut, lain di hati” ini yang bikin gue cuma punya sedikit banget orang-orang terdekat. Yah selain mereka mungkin nganggep gue anti-sosial, tentunya.
Gini yaa… Sebenernya gue tuh bukan anak ansos kok. Gue cuma agak nggak nyaman aja dengan terlalu banyak orang. Gue suka bareng-bareng sama yang lain, tapi gue nggak suka lama-lama. Dan selain itu, gue tipe orang yang lebih nyaman dirumah. Dengerin musik, nonton film, baca novel, tidur… apapun hal-hal yang bagi gue menyenangkan bisa gue lakuin dirumah.

Gue mungkin dianggap sombong karena jarang mau mulai komunikasi sama yang lain, selain karena tugas tentunya. Tapi kalo gue pikir lagi, keengganan gue untuk terlalu bergaul sama temen-temen yang lain dikampus, mungkin lebih karena gue takut. Bukan karena takut uluran persahabatan gue nggak diterima karena sikap gue yang kurang membaur. Mereka nggak sejahat itu kok, baik banget malah. Tapi karena gue takut, ketika gue udah membuka hati dan mereka menerima gue, gue bakalan terus bergantung sama kebaikan mereka dan terus mengharap bantuan dan pertolongan mereka dengan alasan pertemanan.

Hidup gue selama ini selalu mengajarkan kalo “bergantung” dan “berharap” sama orang lain bukan hal yang baik buat bertahan. Gue udah cukup sering melihat yang namanya penipuan dan kekecewaan. Dan dari semua yang gue lihat, yang paling menyakitkan adalah harapan yang hancur oleh orang terdekat yang paling kita percayai, yang seharusnya menjadi tempat kita bergantung. Karena itulah gue bikin dinding disekitar ini gue. Sikap cuek dan kurang peduli adalah pertahanan gue. Dinding ini yang membuat gue harus lebih mempercayai diri gue sendiri.

Gue sering bilang sama diri gue sendiri untuk jangan terlalu peduli sama orang lain, toh kalo masalah apapun pada akhirnya gue sendiri yang nyelesain atau yang paling buruk gue sendiri yang menanggung akibatnya. Sugesti yang berulang-ulang dalam waktu lama itu yang mungkin membuat gue jarang bersimpati sama masalah dan nasib buruk orang lain. Gue selalu berpikir, sama seperti gue, mereka juga pasti bisa melewati semuanya dengan baik tanpa perlu bantuan siapapun. Mungkin itu yang membuat rasa “inisiatif membantu” gue terkubur selama belasan tahun.

Gue akui gue emang punya kepedulian sosial yang sangat minim, hampir nol malah. Tapi bukan berarti sikap gue yang acuh juga berlaku dirumah. Seperti gue bilang diatas. Gue bukan orang yang bisa berkata-kata manis, tapi gue juga bukan orang yang dingin dan cuek sama keluarga. Kalian mungkin berpikir gue berasal dari keluarga broken home, anak yang terlantar dari orang tua yang bercerai atau sebagainya. Tapi gue nggak begitu. Sampe saat ini orang tua gue rukun-rukun aja tuh, yaa setidaknya nggak ribut mulu walaupun bokap gue agak keras.

Yahh mungkin karena itu, gue nggak terlalu deket ama bokap. Kata ibu, gue sama bokap terlalu mirip. Sama-sama api, katanya. Tapi gimana pun hubungan gue sama bokap, gue deket banget sama ibu dan adek gue. Bersama mereka, gue bisa jadi diri anak remaja biasa yang tertawa bebas dan bercanda seharian. Karena itu gue nggak pernah nggak bersyukur ketika libur. Ketika gue punya sedikit uang, gue sering menghabiskannya dengan mereka berdua. Jalan-jalan, makan, jajan… rasanya seneng banget ketika gue bisa memberikan mereka sedikit hiburan dengan uang gue sendiri.

Balik lagi soal kesedihan, gue yang nggak pernah nangis di depan siapapun bukan berarti gue nggak punya kesedihan dan luka hati. Ada saatnya gue menangis dengan membekap mulut biar tangisan gue dimalam hari nggak kedengeran sama siapapun. Bahkan sama ibu dan adik, gue nggak pernah siap untuk menceritakan semua masalah yang gue punya. Gue cuma ingin terlihat tegar dan kuat dengan nggak menangis, karena gue sadar sekeras apapun gue menangis, masalah apapun yang gue hadepin nggak akan terselesaikan dalam sekejap. Selain itu gue takut mereka merasa khawatir ataupun merasa bersalah karena nggak bisa membantu. Mungkin lebih cocok gue bilang kalau gue takut membebani ibu.

Karena itu gue nggak pernah menyesal menjadi pribadi yang dibilang orang anti sosial. Tapi kalo boleh milih, gue lebih suka disebut introvert. Alasannya? Simple. Karena lebih keren. Tapi yaa, apapun namanya gue nggak terlalu ambil pusing. Selama gue punya dua orang yang gue sayang, waktu untuk sendiri, handphone, dan DVD, menjadi anti sosial ataupun introvert, gue bersyukur karena gue bisa bahagia dengan cara yang paling sederhana.

Sabtu, 19 Desember 2015

Cinta Sejati Zoey Itu ya Harry

Setelah UN, menonton drama korea selama liburan menjadi hal yang WAJIB gue lakukan. Iya bener wajib! Kebayang kan gimana rasanya menahan diri untuk gak nonton drama apapun itu selama berbulan-bulan demi persiapan ujian. Nah, berhubung sekarang udah libur, ini adalah waktu yang tepat untuk membalas dendam. Hohoho *tawa iblis*

Biasanya sebelum nonton, gue baca dulu recaps-an atau sinopsisnya. Biar tau yang mana yang mau dibeli, jadi pas nonton gak ada tuh yang namanya nyesel. Karena apa? Karena gue penonton yang pemilih dan terutama karena uang gue terbatas. Syarat utama drama yang menurut gue keren itu ya kalo pemain-pemain cakep atau nggak ceritanya yang unik. Jadi ya, sorry aja, gak banyak DVD drakor yang gue punya. *bilang aja bokek*

Dan asal lo tau ya, *apabanget-_-* gue sempet lho cuma tertarik sama drama yang di bintangin Lee Jong Suk dan Kim Woo Bin gara-gara gue jatuh cinta berat sama School 2013. Bagi gue dulu, mau sebagus apapun drama kalo pemainnya bukan mereka berdua ya tetep aja jelek. Hehe *mian* Tapi lambat laun mata hati gue pun terbuka. *tsahhh* Dan akhirnya setelah memohon ampun pada poster Lee Jong Suk dan Kim Woo Bin karena pengkhianatan yang akan gue lakukan, gue pun berhasil move on. Yeyyy *kasihpiala*

Dalam rangka move on, gue seneng banget tuh yang namanya hunting sinopsis. Sampe-sampe daftar baca gue mungkin lebih panjang dari daftar absensi sekolah. *jadi kangen :`)* Tapi ya tetep aja sinopsis drama yang gue baca masih harus berhubungan sama School 2013. Entah itu pemainnya, ceritanya, background musik atau apanya kek. Pokoknya masih semua masih punya benang merah sama School 2013.

Sebenarnya, gue gak begitu yakin gimana caranya gue tahu drama I Miss You ini. Tapi kalo gue pikir lagi, kayaknya gue tahu ini drama gara-gara drama I Hear Your Voice nya Lee Jong Suk sama Lee Bo Young. Yupps, sama-sama drama noona-dongsaeng. Gue suka banget drama itu. Recomended banget deh buat para readers. Di situ kalian bakal lihat pacar gue Lee Jong Suk *dipelototin Kim Woo Bin* yang super duper imut. Chemistry doi sama Lee Bo Young disana bener-bener dapet walaupun ini drama noona-dongsaeng yang katanya sih kebanyakan nggak cucok.

Pas episode-episode pertama gue baca, perasaan gue udah masuk ke dalam alur cerita. Kisah masa lalu Lee Soo Yeon (Yoon Eun Hye) tragis bener emang. Hidupnya di rumah udah kayak ring tinju dengan bokap yang tukang pukul. Belum lagi setelah bokapnya ketangkep polisi dan di eksekusi mati atas kasus pembunuhan. Jangankan menghibur Soo Yeon yang kesusahan, tetangga dan temen-temen di sekolahnya malah ngejahuin doi dan ibunya karena takut dibunuh juga. Helloww, yang ngebunuh orang itu bapaknya bukan dia! Bukan kita kan yang menentukan ortu kita? Kayak jodoh aja. Kalo bisa sih semua orang pengen punya jodoh yang sempurna. Baik, tampan, penyayang, pinter, setia dan kalo bisa sih kaya. *tetep* Ya tipe-tipe Lee Jong Suk gitu deh. #ngarepdotcom. Lee Seung Gi juga boleh. *dipelototinYoona*

Back to topic. Bagi yang udah nonton tahu kan, baru episode-episode awal aja ini drama udah bikin baper. Dan emang bener, episode-episode selanjutnya ya kalo nggak bikin marah-marah ya bikin kesel. *apa bedanya?* Dari judulnya udah kebayang kan kalo drama ini penuh romance. Kisah cinta yang sangat menyakitkan, yang berawal dari dendam masa lalu. Rada capek liat ini drama. Banyak banget adegannya nangisnya. Tiap gue liat ini drama, kalo nggak karena bebeb Yoo Seung Ho, bawaannya pengen lempar laptop. Semua tokoh punya cerita sedih masing-masing yang mendalam. Tapi bagi gue, Kang Hyung Joon atau Harry Borrison yang di peranin mantan gue Yoo Seung Ho *jiahh* emang yang paling menarik simpati.

Masalah Joon berawal ketika dia masih kecil. Dia adalah anak dari kakeknya Jung Woo (Park Yoo Chun) dari istrinya yang jauuuhh lebih muda. Dengan kata lain, Joon itu sebenernya pamannya kecilnya Jung Woo. Ketika si kakek meninggal, dia mewariskan sejumlah besar harta kekayaan pada ibunya Joon. Bokapnya Jung Woo, Han Tae Joon, nggak terima. Dia menganggap ibunya Joon mencuri uangnya dia. Makanya dia maksa ibunya Joon buat ngasih tau keberadaan uang itu sampe ngancem bakal nyelakain Joon kalo ibunya macem-macem. Joon sendiri disekap dirumah dengan di jaga anjing. Sedangkan ibunya dimasukin ke rumah sakit jiwa. Tapi meskipun udah dimasukin ke rumah sakit jiwa, ibunya Joon keukeuh nggak mau kasih tau. Iya juga sih, kalo di kasih tau juga doi sama anaknya malah bakal dibunuh sama Han Tae Joon yang udah nggak perlu info lagi darinya karena udah berhasil dapetin uang itu. Joon berhasil kabur walaupun dengan kaki terluka parah karena digigit anjing dan disembunyikan mantan perawat kakeknya Jung Woo, perawat Hye Mi, di sebuah gudang kosong yang sempit. Nah di sanalah, dia pertama kali ketemu Soo Yeon.

Joon mungkin menganggap Soo Yeon seperti malaikat. Gimana enggak? Di saat semua teror dari orang-orang yang mencarinya dan mencoba membunuhnya. Ketika ibunya, satu-satunya orang yang dia punya dia pikir udah meninggal. Dan kakinya yang cacat permanen karena saudara tirinya sendiri. Soo Yeon muncul, berbicara padanya dan menanyakan bagaimana keadaannya. Bagi Joon, itu merupakan bentuk perhatian yang membuatnya merasa diinginkan di dunia. Dia percaya, masih ada orang yang mengkhawatirkan dirinya. Masih ada orang yang sayang dan peduli padanya.

Apalagi setelah Soo Yeon berkata kalo dia hanya membutuhkan satu orang yaitu Joon. Tentu saja dia memegang teguh kata-kata itu. Kata-kata yang akan membuat Joon berubah menjadi Harry Borrison yang menyingkirkan semua orang didekat Zoey. Sama seperti Harry yang hanya membutuhkan Zoey. Zoey hanya boleh membutuhkan Harry di sisinya. Egois? Mungkin iya. Tapi selama empat belas tahun Zoey selalu bergantung pada Harry. Harry memberikan perlindungan, pendidikan dan membantu Zoey beradapsi di lingkungan barunya. Mengangkat statusnya dari Lee Soo Yeon si anak pembunuh menjadi Zoey Lou seorang designer terkenal Perancis. Bahkan saking bergantungnya Zoey sama Harry, Zoey selalu spontan mencari Harry jika dia mendengar suara tongkat. Selama empat belas tahun, Zoey tak bisa jauh dari Harry karena Harry memberikan apapun yang Zoey inginkan tanpa pernah meminta apapun sebagai balasan. Bisa di bilang, Zoey hutang budi sama Harry.

Wajar kalo Harry marah. Dia menerima kalo Zoey belum bisa mencintainya. Tapi setelah semua kesetiaan dan pengorbanannya, sulit baginya menerima Zoey yang ternyata belum bisa melupakan cinta pertamanya, Han Jung Woo. Kenangan selama empat belas tahun bersamanya seperti menguap diudara ketika Jung Woo muncul. Belum lagi hati Zoey yang mulai goyah karena tahu ibunya ternyata sangat menyayanginya. Harry tak mau Zoey kembali ke keluarganya ataupun ke pelukan Han Jung Woo. Harry takut Zoey meninggalkannya. Harry takut sendirian dan dilupakan.

Bahkan saking takutnya Zoey bakal ninggalin dia, Harry pernah stres sampe jatuh sakit. Dia memohon sambil menangis agar Zoey jangan pergi karena dia udah nggak punya siapa-siapa lagi. Bagi yang udah nonton pasti tahu kan adegan Harry nangis? Sedih kan? Akting Yoo Seung Ho di sini emang daebak. Super duper keren. Dia berhasil bawain karakter Harry Borrison dengan baik. Nggak heran kalo di drama ini, karakter psikopat doi yang paling meninggalkan kesan.

Karakter Harry yang menganggap uang bisa membeli surga tak lepas dari ibunya yang mengajarkan begitu. Tapi walaupun begitu, seperti yang dia katakan sama Han Tae Joon, Zoey jauh lebih berharga baginya daripada uang atau apapun didunia. Harry bener-bener tulus mencintai Zoey walaupun dia mencintai dengan cara yang salah. Dengan mencintai Zoey, Harry berpikir cara satu-satunya adalah dengan menyingkirkan siapapun yang menjadi mimpi buruk Zoey. Padahal dengan mencintai Zoey, Harry seharusnya bisa berusaha menjadi satu-satunya mimpi indah yang Zoey miliki.

Coba bayangin deh readers, apa coba kurangnya Harry buat Zoey? Baik, pinter, tampan, kaya dan pengertian. Empat belas tahun bersama Zoey dan sekalipun nggak pernah marah. Huh, emang udah ciri khas kali ya drama korea itu punya second lead male yang super duper perfect? Apalagi endingnya. Miris rasanya. Sebenernya gue rada protes sama screenwriternya. Bagi gue pribadi, gue lebih prefer drama ini sad ending buat semua. Entah Zoey-nya mati atau Jung Woo-nya atau semuanya aja yang mati biar bebeb Harry nggak sedih sendiri. Lebih adil kan?!

Yang cukup menarik dari drama ini menurut gue adalah hubungan antara Harry dengan Asisten Yoon. Menurut detektif senior kepolisian, hubungan mereka bisa disebut sebagai kepatuhan total. Yaitu hubungan yang biasa terjalin antara majikan dan pelayan yang menganggap dirinya memiliki keterikatan emosi dengan bosnya. Duplicate emosi. Apapun yang dirasain Harry akan dirasain juga sama Asisten Yoon. Entah itu marah, kesel, bahagia ataupun merasa dikhianati. Jelas Asisten Yoon merasa hutang budi sama Harry karena pernah menyelamatkannya dari orang tua yang sering menyiksanya. Tapi membahayakan nyawa demi bunga plastik yang disukai Harry dan membunuh semua orang yang Harry benci adalah tingkat dimana itu bukan menjadi hal yang wajar dilakukan.

Beberapa adegan memperlihatkan Asisten Yoon sangat care dengan Harry. Menyelimuti Harry yang seharian menunggu Zoey. Dan menangis sedih melihat Harry yang putus asa dan menyuruhnya pergi juga sama seperti Zoey meninggalkannya. Dengan tulus Asisten Yoon menjawab kalo jika dia meninggalkan Harry justru dia yang akan merasa sendiri. Bagi Asisten Yoon, Harry seperti seorang malaikat penyelamat dan satu-satunya orang yang menerima kehadirannya. Nggak heran, walaupun dengan ancaman penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan, dengan keadaan Harry yang menjadi buronan, tak sekalipun dia menyebut nama Harry sebagai orang yang menyuruhnya. Dia percaya Harry akan segera membebaskannya. Dia percaya sepenuh hati kalau Harry tak akan meninggalkannya. Harry akan menyelamatkannya.

Mungkin sikap memuja Asisten Yoon pada Harry–lah yang membuat Harry menjadi lebih egois. Asisten Yoon mungkin sangat berterima kasih pada Harry yang telah membunuh orang tuanya yang jahat. Tapi Zoey tak mungkin bisa menerima kalau Harry membunuh orang hanya demi menyenangkan dirinya. Harry salah mengira tentang reaksi Zoey pada tindakannya. Harry pikir Zoey akan bersikap sama seperti Asisten Yoon yang setia disampingnya setelah apa yang telah dia lakukan. Menjadi pembunuh berdarah dingin tanpa penyesalan dan buronan polisi, Harry justru telah berubah menjadi sosok ayahnya dalam kenangan masa lalu yang menyakitkan, yang sangat dia takuti, yang begitu dia benci.

Gue rasa drama ini cukup recomended buat iseng-iseng ngisi waktu luang. Kalian bisa cuci mata sama baju-baju keren dan unik di drama ini. Baju-baju Zoey banyak yang cute. Pas dan cantik banget di pake sama Yoon Eun Hye yang bodinya kayak gitar Spanyol. Baju-baju Yoo Seung Ho apalagi. Cocok banget buat karakter Harry yang seorang eksekutif muda. Baju-bajunya formal tapi kelihatannya santai dan nggak kaku. Dan gue tertarik banget sama tongkatnya Harry. Simple but elegan. Ada tulisan Sauvez-nous, Seigneur Dieu. Artinya itu selamatkan kami, Tuhan. Arghh, pengen banget punya tongkat kayak gitu.

Jujur aja, gue nonton drama ini dengan banyak adegan yang diskip-skipin. Abis gimana lagi, gue lebih suka Zoey-Harry couple daripada Soo Yeon-Jung Woo. No offence ya, ini cuma masalah selera. Bagi yang merasa Soo Yeon-Jung Woo yang lebih oke, monggo, silahkan di ship-in. Bahkan kalo ada yang nge-ship Harry-Jung Woo juga boleh. Harry- Asisten Yoon? Boleh banget! *dasar otak yaoi* Pokoknya suka-suka aja deh. Yang penting hati senang. Iya kan, readears, chingu-chingu sekalian? xD

So, see you next time guys.

Note : Semoga yang tinggalin komen hidupnya berkah. Aminnnn

Kamis, 24 September 2015

Memilih Meninggalkanmu

Genangan kenangan beriak yang timbul

Merentang tangan menyibak luka

Kau.. aku.. akhirnya bertemu

Mengungkap warna dan wangi jati diri

Udara hangat menguar meninggi

Menyisakan satu lampu yang berpendar lemah

Teman..

Sebuah ingatan bahkan menembus lorong waktu

Sebuah alasan aku mensyukuri aku pernah dilahirkan

Sebelum luka yang kutinggalkan

Sebelum masa depanmu yang kuhancurkan

Sebelum ada mimpi kubuang sia-sia

Sahabat...

Senyumku terkembang di bibirku berlari bersamamu

Hatiku tertawa menggelitik saat kau merangkulku

Saat aku merasa aku mampu hidup dengan hanya memilikimu

Chingu...

Aku hanya membutuhkanmu

Karena aku hanya memilikimu disisiku

Namun ketika hatiku telah dikuasai kerakusan

Keserakahan yang membutakan mata

Menutup telinga

Ketika kau yang terluka adalah saat yang paling ku benci

Memberimu luka pengkhianatan yang abadi terukir

Dengan tanganku sendiri aku melakukannya

Aku telah membuat diriku pantas untuk dibenci

Bahkan kutukan dan makian terasa lebih manusiawi

Dibanding tatapanmu yang begitu kecewa

Kau yang layu seperti bunga

Yang remuk seperti keramik

Tetap membiarkanku disisimu

Ini salah...

Kau yang tak membenciku justru membuatku lebih membenci diriku sendiri

Kau yang dengan mudah memaafkan kesalahanku

Hanya membuatku berkubang dalam rasa bersalah

Pikiranku yang sempit dan buntu

Tak bisa menanggung semuanya

Aku terlalu takut suatu saat kau akan menyesal kita pernah berteman

Aku tak bisa menunggu

Membiarkan waktu berlalu

Dan akhirnya mendengar kau tak ingin lagi menjadi temanku

Kita sahabat selamanya

Hanya itu yang ku tau

Hanya itu yang ku ingat

Aku hanya ingin selamanya begitu

Karena itu... maafkan aku, chingu

Yang memilih meninggalkanmu

Alien Ahok

Untuk kebanyakan orang, alien mungkin terbayang sebagai suatu makhluk yang berlendir menjijikkan dengan bola mata yang besar dan penuh kerutan. Berbicara seperti robot dengan dua antena yang panjang, mengisi tubuh dengan listrik, dan berganti kulit. Tapi, hampir semua pecinta drama korea pasti punya pandangan yang berbeda dengan apa yang di sebut alien. Berbadan tegap atletis dengan wajah tampan, cerdas dan keren. Alien di drama korea adalah salah satu ciptaan Tuhan paling indah jika kita membayangkan Kim Soo Hyun.

Saat ini, ada satu alien yang tersisa dibumi. Berbeda dari alien Do Min Joon yang hidup menyendiri, alien ini sangat terkenal. Dia sering menjadi buah bibir di Ibukota dan menjadi subjek paling menarik di Jakarta bagi media. Namanya Basuki Tjahaja Purnama atau sering dipanggil Ahok. Dia lahir di Belitung Timur, pada 29 Juni 1966, empat puluh sembilan tahun yang lalu.

Alien dalam konteks ini artinya adalah sesuatu yang berbeda, unik dan tidak biasa pada umumnya. Tidak bertentangan dengan norma dan sangat dimungkinkan keberadaannya. Memang seringkali menimbulkan perdebatan tapi sangat menarik jika diulas dan menjadi bahan diskusi.

Kemunculan Ahok pertama kali di televisi dimulai sejak dia menjabat sebagai anggota DPR. Namun, tidak semua orang menyadari keberadaannya karena dia belum seterkenal sekarang. Hal itu terus berlanjut. Ahok muncul kembali sebagai calon gubernur Jakarta jalur independen, mengumpulkan KTP untuk pencalonannya, namun gagal karena tidak memenuhi syarat. Dan tentu saja, kemunculannya yang begitu membekas adalah saat dia mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta dan berpasangan dengan Joko Widodo. Dengan dukungan dari koalisi minoritas partai politik di parlemen Kebon Sirih, Jokowi-Ahok berhasil memenangkan pilkada DKI Jakarta tahun 2012 yang berlangsung dua putaran.

Banyak yang menyangsikan bahwa pasangan yang kontras kepribadian ini bisa bertahan lama mengingat track record banyak pemimpin daerah yang berpisah di tengah jalan. Tapi setelah dua tahun, pasangan ini berhasil membuktikan kinerja mereka dan kerjasama yang baik untuk kemajuan Jakarta. Bahkan, setelah Jokowi memindahkan meja kerjanya ke Istana Merdeka, hubungan mereka tetap terjaga dengan baik layaknya seorang sahabat.

Setelah Jokowi pergi, pengangkatannya sebagai gubernur sempat menuai pro dan kontra. Sejumlah pihak secara terang-terangan menolak pengangkatannya dengan berbagai alasan. Mulai dari isu rasial hingga dikatakan tak sesuai konstitusi. Tapi, setelah tarik ulur yang panjang, yang diwarnai demonstasi dan adu mulut di media, Ahok akhirnya dilantik secara langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka.

Berhasil dilantik sebagai gubernur tidak membuat kontroversi Ahok berhenti. Publik kembali menyorotnya ketika dia harus memilih seorang wakil. Partai Gerindra dan PDIP bersikukuh kalau wakil Ahok seharusnya dari pihak mereka. Entah dengan kesepakatan bersama atau tidak, tak lama kemudian diumumkan bahwa Djarot Saiful Hidayat dilantik sebagai wakil Ahok untuk meneruskan jabatannya hingga tahun 2017.

Setelah menjabat selama tiga tahun sebagai pimpinan Ibukota, baik sebagai gubernur atau wakil gubernur Ahok telah beberapa kali mengeluarkan gagasan yang sedikit banyak memunculkan perdebatan. Yang baru-baru ini saja kita bisa lihat sikap Ahok yang cenderung menginginkan adanya lokalisasi pelacuran di Jakarta. Jika dicermati, Ahok  mungkin sebenarnya mempunyai tujuan yang baik untuk kota yang dipimpinnya. Dia beralasan, pelacuran muncul secara alamiah karena karerena sifat dasar dan kebutuhan manusia. Selama manusia masih ada, pelacuran dalam bentuk apapun, akan tetap eksis meskipun semua orang berusaha bersikap acuh dan pura-pura tidak tahu. Jadi menurut Ahok, daripada membuat pelacuran tidak terkontrol karena keberadaannya yang tersebar dan  tersembunyi. Serta berpotensi besar merugikan kalangan masyarakat yang tidak berdosa, lebih baik dilakukan lokalisasi.

Tapi bagi yang kontra dengan gagasan itu, tentu saja sikap Ahok dianggap sebagai suatu bentuk upaya mendukung kelangsungan prostitusi. Terutama bagi beberapa kelompok dari komunitas agama. Bagi mereka, melakuan lokalisasi mungkin sama saja melakukan prostitusi itu sendiri.

Dalam drama You Who Came From The Stars aka Man From The Stars, Profesor Do Min Joon pernah menjelaskan tentang percobaan Harry Harlow tentang kera yang lebih memilih boneka dengan selimut dibandingkan boneka dengan botol susu. Alasannya sederhana, kera yang memiliki DNA hampir mirip dengan manusia, lebih membutuhkan kehangatan dan kenyamanan. Sama seperti manusia yang membutuhkan kasih sayang dan kepedulian dalam bentuk sentuhan atau dukungan.

Ahok mungkin keras, kaku terhadap peraturan karena ketaatannya pada konstitusi. Tapi, di balik semua itu adalah dia pribadi yang jujur dan humoris. Ahok bukan orang yang tertutup. Dia memberikan kesempatan yang luas bagi setiap orang untuk mengkritisi kebijakannya. Ahok juga tak pernah mempermasalahkan orang-orang yang menghinanya di dunia maya. Semua bebas mengeluarkan pendapat, baik tentang kinerja maupun pribadinya.

Tapi betapa pun cueknya Ahok tentang tanggapan orang tentang dirinya, Ahok tetap membutuhkan orang lain untuk mendukungnya, orang yang selalu mempercayainya.

Dan Ahok menemukan hal itu dalam diri Jokowi. Orang pertama yang memberinya kepercayaan. Kepercayaan yang membuat nyaman, kepercayaan yang membuat berani, kepercayaan yang menjaga kejujuran.

Dari semua orang, mungkin hanya Jokowi yang mendukungnya bertahan menjadi alien, menjaga agar Ahok tetap menjadi Ahok. Bukan Ahok orang yang lembut. Bukan pula Ahok yang gampang kompromi. Tapi Ahok berdedikasi pada tugas. Ahok yang jujur. Dan Ahok yang menjaga amanah.

Kamis, 17 September 2015

Latar Belakang dan Simpulan Makalah Demokrasi di Indonesia

Latar Belakang

Selama ini, kita memahami definisi dari demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat yang berperan utama dalam menjalankan pemerintahan. Pelaksana sekaligus pengawas atas semua kebijakan-kebijakan yang ada di suatu negara. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dari pemerintahan, sebagai pemilik kedaulatan dengan sistem perwakilan.

Demokrasi adalah tentang bagaimana kekuasaan dapat di pergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat, baik dalam rangka pelaksanaan dari tujuan demokrasi itu sendiri, yang pada akhirnya berbicara tentang hak berbicara dan hak berpendapat. Ataupun demokrasi sebagai alat dan sistem yang sempurna untuk menghargai hak dan martabat manusia dalam bidang lain yang lebih luas.

Dalam sistem demokrasi, setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama dalam keikutsertaan atau peran aktif untuk merencanakan, menentukan, memutuskan roda kebijakan dan haluan negara bangsa ke depan. Selain itu, demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

Demokrasi mencakup segala aspek, baik aspek social, ekonomi, dan budaya. Demokrasi juga yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara karena demokrasi menjamin kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Walaupun begitu, demokrasi juga tetap menekankan agar hak yang kita miliki juga disertai tanggung jawab. Kita diharapkan dapat menerima konsekuensi atas tindakan apapun yang kita lakukan. Yang penting kita lakukan dalam berdemokrasi adalah menjaga moral kita terhadap sesama, mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah dan belajar berlapang dada atas semua keputusan yang diambil bersama. Dengan begitu, kerukunan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia dapat tetap terjaga.

Demokrasi sangat penting dipandang sebagai kepribadian bangsa terbaik yang telah dirumuskan para tokoh-tokoh bangsa terdahulu yang pastinya memperhatikan segala aspek bangsa, baik dari segi kesatuan dan kemajemukan yang beragam di Indonesia. Demokrasi di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila, sistem yang bukan berdasarkan kepentingan pribadi atau golongan, tapi berdasarkan pada kepentingan rakyat banyak. Karena itu, sebagai bangsa Indonesia kita wajib menghormati, menjaga dan melaksanakan nilai-nilai kebaikan yang ada di dalamnya.

Simpulan

Demokrasi Pancasila di Indonesia berbeda dari dari sistem demokrasi di negara lain didunia. Sistem Demokrasi Pancasila bersifat khusus karena dalam proses perumusannya Demokrasi Pancasila diambil dari nilai-nilai luhur dan corak keberagaman bangsa yang telah sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Demokrasi dianggap telah mendarah daging di setiap warganya karena Demokrasi Pancasila dianggap cocok dengan kondisi dan latar belakang bangsa di banding yang sistem lainnya. Demokrasi Pancasila mengandung unsur sosial budaya bangsa dan nuansa spiritul yang kental sehingga tanggung jawab sebagai perwujudan akhlak dan moral yang baik, tetap ada.

Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan benegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.

Penerapan paling nyata sistem Demokrasi Pancasila di Indonesia adalah selah dilaksankannya Pemilihan Umum (pemilu), baik legislatif maupun eksekutif dan Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) yang dilakukan secara berkala tiap lima tahun sekali. Pemilu diharapkan sebagai wadah masyarakat dalam menyampaikan aspirasi melalui wakil-wakilnya dipemerintahan.

Senin, 08 Juni 2015

Quotes I Miss You - Kang Hyung Joon a.k.a Harry Borrison

Apa kamu menyesal? Lalu bagaimana denganku yang seumur hidup hanya melihatmu dan merencanakan masa depan kita bersama. ~ Kang Hyung Joon to Lee Soo Yeon

Han jung woo bukan satu-satunya orang yang telah menunggumu selama empat belas tahun. Aku sudah menunggumu bertahun-tahun juga. Kamu tak bisa bersamanya. Lupakan dia. ~ Harry Borrison to Zoey Lou

Jika itu yang kamu inginkan. ~ to Zoey

Jangan menyalahkanku. Kau, aku dan Soo Yeon. Alasan kita bertiga berakhir seperti ini. Ini semua karena ayahmu, Han Tae Joon. Han Tae Joon adalah orang berdosa yang sebenarnya. Han Jung Woo. Cepatlah bergerak. Jalan... Pergilah... Dan tangkap Han Tae Joon. ~ to Jung Woo

Cium aku. ~ to Zoey

Kamu menyebut ini tetap disisiku? Aku bertanya, apakah ini kamu sebut tetap berada disisiku? Baik. Bahkan jika dengan cara ini, tetaplah disisiku.  ~ to Zoey

Datanglah ke sini. Datanglah ke sisiku, Zoey. ~ to Zoey

Zoey. Datanglah kembali. Berhenti disana, Zoey. Zoey! ~ to Zoey

Aku telah bertaubat selama tiga jam terakhir. Karena aku tidak tahu bagaimana untuk bersikap dengan semua ini karena ini pertama kalinya juga bagiku. ~ to Zoey

Han Jung Woo, aku pikir dia adalah detektif yang baik. Tapi, pembunuh itu belum mampu tertangkap selama empat belas tahun terakhir. Bagaimana mungkin kamu bilang bisa memberi bantuan? ~ to Zoey

Zoey, apakah kamu ingat saat pertama kali bertemu denganku? Pada saat itu, aku telah kehilangan kewarasanku. Aku lari dari orang itu yang melakukan hal ini pada kakiku. Dan melakukan apa yang aku bisa untuk bertahan hidup pada usia dua belas tahun. Hanya satu hal yang aku ingat. Di tengah semua teror itu, tanpa mengetahui siapa yang ingin membunuhku, ada yang menanyakan apakah aku baik-baik saja dan apakah aku sakit. Satu-satunya orang yang menunjukkan kekhawatiran untukku adalah kamu. Aku perlu menyelamatkannya. Aku perlu melindunginya. Dengan semua itu aku bisa berpikir kembali. Dan perasaan itu... masih tetap sama. ~ to Zoey

Kenyataan jika kamu tidak mencintaiku, aku tahu itu. Alasan kenapa aku tak bisa membiarkanmu pergi karena aku ingin melindungimu sampai akhir. ~ to Zoey

Han Jung Woo? Aku bilang aku suka Han Jung Woo. Dia menyelamatkanku dari api itu. Dan dia menemukan kalung ibuku yang kamu pakai sekarang. Zoey, asalkan kamu tak ragu, kita bertiga, bisa bersama sebagai teman. ~ to Zoey

Aku mencintaimu, Zoey. Aku hanya ingin memberi tahu bagaimana perasaanku. ~ to Zoey

Bisnis adalah bisnis. Aku tidak melakukan bisnis dimana aku tahu akan berakhir. Jadi, jangan khawatir. ~ to Jung Woo

Apakah ini pertama kalinya kau melihat seseorang dengan kaki pincang? ~ to Jung Woo

Kau penasaran mengapa terlihat seperti ini, bukan? Zoey, membuatkan tongkat ini untukku. Kenapa kau tidak menanyakan padanya (alasan tongkatnya tidak diberi bantalan peredam suara)? ~ to Jung Woo

Aku hanya akan memberi satu lagi kesempatan untuk melihat Zoey. ~ to Jung Woo

Kenapa kau begitu penasaran dengan kami? Apa tidak cukup kau telah menemukannya? ~ to Jung Woo

Menarik. Ibuku kini ada ditangan Han Tae Joon sedangkan Han Jung Woo tepat berada di depanku. Pergi periksa ibuku. Karena aku akan membuatnya (Tae Joon) seperti bagaimana dia (ibunya). ~ to Assisten Yoon

15 Mei 2015

Ketika harapan seorang gadis hancur, ditengah kebuntuan dan keputus-asaan, dia tetap  berusaha berdiri. Hidupnya yang selama ini tanpa mimpi, dan tanpa tujuan yang berarti selain melarikan diri dari lubang gelap dibelakangnya. Ketika dia berlari dan menemukan kebahagiaan seorang diri, dia justru mendekatkan dirinya pada lorong penuh manik-manik. Semakin dia masuk, semakin gelap lorong itu. Dan ketika dia mencoba kembali, pintu gerbang telah terkunci. Dan dia telah menghabiskan banyak waktu pada hal tidak berguna. Walaupun dia memohon, sang pemutar waktu tak bisa mengubah takdirnya....

Minggu, 01 Maret 2015

Fanfic : Don't Leave Me Again, Kim Woo Bin Chapter 3


Disclaimer :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Penulis hanya melakukannya untuk have fun saja dan tidak mengambil keuntungan sepeser pun dari fanfic ini. Mohon maaf bila ada typo.So, Enjoy it~~ ^^

Warning! Boys x boys, yaoi, bromance, fujoshi

Jongbin, woosuk couple.

Cast :
Selain Kim Woobin dan Lee Jongsuk, author kasih kebebasan pembaca untuk berimajinasi tokoh-tokoh yang ada.

Happy reading this fanfiction ! :)

Previous Chapter :

Hyung..

Sambungan telepon terputus.

Jongsuk melemparkan ponselnya sembarangan ke tempat tidur lalu membantingkan tubuhnya ke kasur yang empuk. Matanya terpejam. Hari ini sangat melelahkan buat Lee Jongsuk.

"Kau benar-benar bajingan, Kim Woobin."

***

Jongsuk bangun pagi sekitar pukul setengah 8 dengan wajah kaget. Dia ingat kalau Managernya akan segera datang. Karena tak ingin kena omelan dipagi hari, Jongsuk buru-buru bergegas mandi.

"Sekya, packing!" Dalam hati dia mengumpat karena ketiduran semalam sehingga tidak merapikan apapun. Dengan terburu-buru dia merapikan semua baju-baju dan sepatunya dalam koper. Tapi karena berantakan, koper itu tidak mampu memuat semuanya. Terpaksa, Jongsuk membongkarnya lagi dan memasukkannya perlahan.

Belum selesai berbenah, Managernya sudah keburu datang. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat Jongsuk yang baru mem-packing barangnya sekarang.

Jongsuk hanya bisa nyengir polos.

"Makanlah. Biar aku lanjutkan." kata Managernya pada Jongsuk. Tangannya meraih salah satu baju Jongsuk.

Jongsuk menolak. Dia tak beranjak dan memilih melanjutkan aktivitasnya. "Kau tak perlu melakukan itu lagi, hyung. Aku sudah dewasa sekarang. Biar aku sendiri yang melakukannya."

"Apakah Woobin membalas pukulanmu dan membuat kepalamu terbentur?" tanya Manager Go takjub. "Aku harus mentraktirnya ramen nanti. Aku harap dia juga membuatmu melupakan keinginanmu."

Jongsuk melempar bajunya kesal.

"Aku serius, hyung.." katanya sambil mendesah pasrah.

Manager Go tertawa.

"Hei, kau pikir ini gratis! Kau harus tahu kalau aku hanya melakukan tugasku saja. Karena apapun keputusanmu nanti,  apapun itu gajiku bulan ini merupakan hasil kerja kerasmu. Jangan besar kepala."

Jongsuk mengangguk-ngangguk sambil nyengir.

"Kau terdengar seperti tak mau kehilanganku, hyung." kata Jongsuk sambil menyipitkan mata menggoda.

Manager Go terlihat kelabakan menjawab.

Jongsuk yang tersenyum langsung memeluk erat Managernya.

"Aku menyayangimu, hyung."

Manager Go Jung Kyo terbatuk-batuk saking eratnya pelukan Jongsuk. "Hei bodoh, lepaskan. Kau ingin membunuhku rupanya. Lepaskan. Lepaskan!"

Jongsuk lepaskan pelukannya pada Manager Go.

"Aku akan sangat merindukanmu, hyung."

"Karena itu jangan melakukannya."

Jongsuk tersenyum sedih. "Aku akan memikirkannya."

***

Kim Woobin terlihat sangat sibuk menata roti-roti beraneka rasa ke dalam etalase-etalase di Kedai Roti Jjang. Sambil melayani pembeli, Woobin sesekali mengecek adonan rotinya di oven. Roti-roti yang sedang mengembang sempurna itu, tak jarang membuat pengunjung yang datang menghirup napas dalam-dalam. Harum sekali.

Hari ini, Kakek Go dan Woobin mendapat banyak sekali pesanan roti dari keluarga Dae Hong yang akan mengadakan semacam perkumpulan warga dirumahnya nanti malam. Woobin sempat bertanya tentang hal apa yang dibicarakan pada ayah Dr. Kang Min Ra saat datang membeli beberapa pie strawberry. Tapi ahjussi itu menjawab kalau mungkin Dae Hong hanya ingin beramah-tamah. Woobin pun tak bertanya lagi.

Selain pesanan itu, Kakek Go dan Woobin disibukkan oleh pengunjung yang datang seolah tak ada habisnya. Pengunjung-pengunjung itu datang seolah mereka wajib memakan roti pagi ini. Kakek Go bahkan sempat meyakinkan Woobin kalau hari ini adalah Hari Roti Nasional. Tapi Woobin tak percaya ada hari seperti itu di Korea.

Setelah melayani seorang gadis yang membeli dua roti dengan ektra keju dan satu topping mocca, Woobin menghela napas. Kedai itu sepi tak ada pengunjung. Woobin memanfaatkannya dengan mengambil beberapa jenis roti yang baru Kakek Go panggang kedalam etalase kaca.

Saat Woobin di dapur, tiba-tiba lonceng dipintu masuk berbunyi.

"Ada pelanggan" kata Kakek Go. Woobin cepat-cepat berlari menyambut. Begitu sampai kedai, dia melihat kakak angkatnya yang tersenyum di samping Lee Jong suk.

"Hyung-nim.." seru Woobin senang. "Kau pulang? Kau ingin bertemu Kakek?"

Go Jung Kyo menjawab singkat. "Adakah dia?"

Woobin mengangguk semangat. "Tentu, akan kupanggilkan."

Woobin berlari menemui Kakek Go yang sedang menata cerry di atas krim roti. Saking senangnya anaknya datang, Kakek Go tak sengaja meletakkan tangannya di atas roti yang penuh krim. Alhasil, roti itu pun rusak tak berbentuk. Buru-buru Kakek Go mengelap krim roti ditangannya dengan lap yang diberi Woobin dan menemui anaknya di dalam kedai.

Go Jung Kyo sangat senang melihat ayahnya yang datang langsung memeluknya. "Appa, aku kangen appa."

Kakek Go terlihat menangis. "Jung Kyo, appa lebih merindukanmu. Kau baik-baik saja kan? Oh tidak, kau kurus sekali nak. Pekerjaanmu pasti membuatmu makan dengan buruk. Menetaplah sebentar. Aku bertaruh, aku pasti mampu membuat tubuhmu lebih berisi." katanya sambil memperhatikan tubuh Jung Kyo prihatin.

Jung Kyo tertawa sambil mengelap air matanya. Dia memeluk ayahnya sekali lagi.

"Appa, apa kau lupa tentang 'menjadi seorang pria sejati'? Setahun lalu kau bilang aku harus menguruskan badan dan berlatih judo dengan keras ketika aku kalah bertarung dengan Woobin. Kenapa kini kau berubah pikiran?"

Kakek Go memukul kepala Jung Kyo. Jung Kyo mengeluh kesakitan.

"Kau ini, selain lemah ternyata kau benar-benar anak kurang ajar."

Jung Kyo menggurutu. Dia bilang kalau mungkin saja dia yang sebenarnya anak angkat.

Kakek Go melihat Jongsuk dengan tajam. Jongsuk terlihat salah tingkah sendiri. Dia mengingat wajah shock kakek Go ketika dia meninju Woobin kemarin. Dengan ragu-ragu dia mencoba tersenyum ramah.

"Eh, Kek.." katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Soal kemarin, aku... Woobin..."

Kakek Go tersenyum. "Kau pasti mau bilang kau dan Woobin hanya salah paham kan? Woobin sudah menceritakan semua. Tenang saja, dia bilang dia yang akan membayar hutangnya. Kalau pun tidak, aku bisa membayarnya saat ini. Kurasa jumlahnya tidak banyak."

Jongsuk mendengar Kakek Go dengan tatapan heran. Dia hanya mengangguk-angguk mengiyakan perkataan Kakek Go yang menyuruhnya memasukkan barang-barangnya ke dalam rumah sambil sesekali menatap Woobin.

***

Kim Woobin menghela napas panjang. Lelah sekali memindahkan barang-barang Jongsuk yang sangat banyak itu dari mobil pengangkut ke kamarnya di lantai atas. Semua sepatu dan baju-baju itu bahkan membutuhkan sepuluh kali balik untuk memindahkannya. Saking banyaknya barang-barang bawaan Jongsuk, Woobin sempat berpikir kalau mungkin jumlah barang Jongsuk lebih banyak dari gabungan seluruh warga didesa ini.

Woobin menggerutu kesal pada Jongsuk. Jongsuk sendiripun terlihat sama lelahnya dengan dirinya.

"Hei, apa kau gila? Mengapa kau membawa barang sebanyak ini? Kau hanya beberapa bulan disini. Tapi dari banyaknya baju-baju yang kau bawa, orang pasti akan berpikir kalau kau akan tinggal selamanya."

Woobin menyandarkan tubuhnya ke dinding tembok. Kepalanya menengadah mencoba menghilangkan rasa lelah. Jongsuk melakukan hal yang sama. Tatapan matanya tak lepas dari wajah Woobin.

"Pembohong!" kata Jongsuk tiba-tiba. Woobin menoleh bingung.

"Kau bicara padaku?"

"Kau lihat orang lain disini?" kata Jongsuk ketus.

"Apa maksudmu berkata begitu?" tanya Woobin heran. Woobin mengingat sejenak lalu menepuk keningnya pelan. "Oke, aku minta maaf."

Jongsuk menatap Woobin. "Kau tahu apa kesalahanmu?"

Woobin mengangguk. "Pasti tentang hutangku kan? Memang aku berjanji akan membayarnya sebulan setelah aku meminjamnya. Tapi kau tahu kalau kita tidak bertemu sesudahnya. Setelah sekian tahun, aku minta maaf kalau aku melupakannya..."

Woobin yang masih terus berbicara berhenti ketika melihat pandangan mata Jongsuk yang berubah kosong.

"Aku tak peduli dengan uang itu, brengsek."

Woobin semakin bingung.

Jongsuk menatap Woobin dalam dengan pandangan terluka.

"Kau dulu berjanji padaku. Aku melalui banyak hal sulit tapi tak pernah sedikitpun aku melupakan janji itu. Kau begitu tulus dan bersungguh-sungguh ketika mengatakannya saat itu. Apa kau mengingatnya?"

Woobin merasa bersalah, dia tak mengingat sedikitpun tentang janjinya. "Minhae.."

"Sudahlah, aku tahu akan seperti ini..."

Jongsuk bangun  berdiri. "Terima kasih karena membantuku tadi." katanya tanpa menoleh. "Dan Woobin, jangan bicara padaku sebelum kau mengingat janji itu."

Dia pun berjalan memunggungi Woobin yang masih tertegun.

***

(to be continued)

Leave comment please :-)

Kamis, 19 Februari 2015

Review Film The Hobbit Part 2 : The Desolation of Smaug

Film The Hobbit 2 : The Desolation of Smaug merupakan lanjutan dari film pertama yang berjudul The Hobbit : Unexpected Journey. Ini adalah seri kedua dari trilogi novel The Hobbit yang diangkat ke layar lebar oleh sutradara terkenal bernama Peter Jackson. Sebelumnya, Jackson juga menjadi sutradara film trilogi The Lord of The Ring, sebuah novel yang juga ditulis oleh penulis cerita fiksi J. R. R Tolkien. Film ini di bintangi oleh Martin Freeman (Bilbo Baggins), Ian McKellen (Gandalf The Grey), Richard Armitage (Thorin Oakenshield), Beorn (Mikael Persbrandt), Luke Evans (Bard), Lee Pace (Thranduil) dan Orlando Bloom (Legolas).

Cerita diawali dengan pertemuan Thorin (Richard Armitage) dengan Gandalf (Ian McKellen) di sebuah kedai yang membahas rencana perebutan kembali Erabor dari kekuasaan Smaug, naga jahat yang sangat menyukai kilauan emas. Setahun kemudian, rencana itu terlaksana. Rombongan berjumlah empat belas orang, yang terdiri dari dua belas orang kurcaci, satu orang hobbit dan seorang penyihir, melakukan perjalanan penuh kejutan dari desa shire yang tenang menuju Lonely Mountain.

Mereka menemukan banyak hal diperjalanan. Bilbo Baggins (Martin Freeman), si hobbit sangat kagum bertemu dengan makhluk-makhluk yang selama ini hanya menjadi dongeng di bangsanya. Seperti bangsa peri, Orc, Warg dan bangsa manusia. Ancaman dan bahaya juga selalu bersama mereka. Bangsa Warg, contohnya, tak pernah berhenti mengejar meraka karena pemimpinya Azog ingin membunuh Thorin karena dendam di masa lalu. Begitu pula dengan bangsa Orc, mereka marah karena Gandalf telah membunuh rajanya saat mereka terjebak di Gunung. Petualangan di gunung benar-benar suatu anugrah bagi Bilbo kerena disana dia mendapatkan sebuah cincin ajaib dari makhluk kecil jahat bernama Gollum. Cincin itu bisa membuat yang memakainya menjadi tidak terlihat.

Akan tetapi, disaat-saat ancaman maut mengancam nyawa mereka, mereka selalu mendapat bantuan disaat yang tepat. Contohnya, saat bangsa Warg menyerang mereka, mereka justru kabur ke arah pemukiman bangsa Elves dan mendapat pertolongan cara membuka pintu yang tersembunyi di Erabor. Ataupun saat mereka lari dari kejaran Orc, mereka beruntung karena melarikan diri ke arah rumah Beorn, seorang manusia yang dapat berubah menjadi beruang, dan mendapat perlindungan serta bantuan perbekalan. Mereka juga di beritahu oleh Beorn cara melewati hutan Mirkwood dengan aman walaupun pada akhirnya mereka tersesat juga. Saat tersesat, hampir saja mereka menjadi santapan laba-laba raksasa kalau saja pasukan Elves yang dipimpin Legolas (Orlando Bloom) dan Tauriel tidak menyelamatkan mereka. Mereka menjadi tawanan Elves selama beberapa saat lalu dengan kecerdikan Bilbo mereka bisa melanjutkan perjalanan menuju Lonely Mountain.

Film ini menyajikan cerita yang menggambarkan kebersamaan setiap tokoh agar tujuan yang diinginkan tercapai. Diawal cerita, film ini menunjukkan ketidakharmonisan hubungan antara Bilbo dan kurcaci lainnya saat Bilbo ingin pulang kerumahnya secara diam-diam. Thorin merendahkan kemampuan Bilbo dan terus menanyakan alasan Gandalf mengikutsertakan Bilbo dalam rombongan karena Bilbo lemah dan tak bisa membela diri. Tapi lambat laun hubungan mereka membaik. Thorin akhirnya mengerti kalau dibalik tubuh kecil Bilbo, Bilbo adalah hobbit yang sangat cerdik dan berhati tulus. Selama perjalanan, mereka saling menunjukkan kepedulian dengan saling menyelamatkan jika yang lain dalam bahaya.

Di banding novel aslinya, film ini mengalami pengembangan cerita di beberapa bagian. Misalnya seperti konflik antara Azog dan Thorin, cerita cinta antara Kili dan Tauriel serta awal mula kemunculan Nacromancer yang merupakan roh jahat dari Sauron, sang penguasa kegelapan di masa depan. Dengan pengembangan cerita tersebut, film ini  menyajikan cerita dari novel aslinya secara lengkap dan utuh, sehingga film ini mempunyai durasi yang sangat panjang. Akan tetapi, sayangnya, walaupun dibalut dengan nuansa komedi, saya sebagai penonton tetap merasa sedikit bosan. Menurut saya, sebaiknya ada beberapa bagian yang dipotong karena tidak terlalu berpengaruh pada cerita secara garis besar.

Secara keseluruhan, film ini menyajikan teknologi grafis dengan efek yang sangat menakjubkan. Latar film ini benar-benar di buat secara detail seperi zaman abad pertengahan. Tokoh-tokohnya dirias dengan sangat rinci mulai dari tatanan rambut, bentuk telinga, warna kulit sampai kepangan jenggot. Selain itu, film ini memiliki latar yang sangat indah. Penonton bisa melihat megahnya Rumah Ramah Terakhir milik bangsa Elves dan bersihnya aliran sungai menuju Kota Danau bangsa manusia. Dengan backsound yang tepat, film ini membawa saya sebagai penonton merasa masuk berada disana dan merasakan semua ketegangan yang ada.

Rabu, 18 Februari 2015

Fanfic : Don't Leave Me Again, Kim Woo Bin Chapter 2

Disclaimer :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Penulis hanya melakukannya untuk have fun saja dan tidak mengambil keuntungan sepeser pun dari fanfic ini. Mohon maaf bila ada typo.So, Enjoy it~~ ^^

Warning! Boys x boys, yaoi, bromance, fujoshi

Jongbin, woosuk couple.

Cast :
Selain Kim Woobin dan Lee Jongsuk, author kasih kebebasan pembaca untuk berimajinasi tokoh-tokoh yang ada.

Happy reading this fanfiction ! :)

Previous Chapter :

Jongsuk mendekati etalase Roti Mocca Topping dengan pandangan lemah. Dengan wajah sedih, dia menundukkan kepalanya.

"Kau dimana?" bisiknya pelan.

"Aku merindukanmu."

***

Di ruang UGD rumah sakit Dr. Kang Min Ra dan Dr. Park Jo Hyung sedang bahu-membahu memeriksa salah satu pasien kecelakan yang terluka cukup parah. Tak lama, mereka berdua keluar bersama.

"Kau benar-benar hebat tadi Dr. Park dengan menutup aliran darahnya." puji Dr. Kang dengan menunjukan kedua jempolnya.

Dr. Park hanya memandangnya datar. "Kini kau yang ambil alih. Cek pasien itu tiap jam. Beri dia sesuatu agar darahnya di otaknya tak menggumpal. Kau mengerti kan?" lalu melangkah pergi.

Dr. Kang mengumpat kasar. Dia benar-benar kesal dengan rekannya itu.

"Hah, dia pikir aku bodoh. Dan bahkan dia tidak mengucapkan terima kasih karena pujianku atau apapun. Dia pikir dia keren? Dasar cowok menyebalkan!" Dr. Kang melangkah melewati koridor yang berlawanan.

***

Lee Jongsuk yang sedang melihat-lihat dikejutkan dengan suara seseorang dari luar.

"Kek, aku pulang.."

Terdengar suara lonceng ketika orang tersebut membuka pintu.

Jongsuk berbalik dan bersiap menyambutnya dengan senyuman. Tapi senyuman itu langsung hilang ketika melihat orang yang ada didepannya.

Orang didepannya tak kalah kaget melihat seseorang yang kini menatapnya. Tapi tak lama ia tersenyum lalu tertawa senang, menjatuhkan barang bawaanya.

"Lee Jongsuk! Benarkah kau Lee Jongsuk temanku? Jongsuk-ah, aku tak menyangka akan bertemu denganmu disini." kata Kim Woobin sambil memeluk Jongsuk erat lalu melepaskannya.

Melihat Jongsuk yang hanya terdiam, Woobin jadi heran. "Jongsuk-ah, apa kau tak senang bertemu denganku? Atau, apa kau mungkin melupakanku? Hell, kau jahat sekali."

Woobin mencoba bercanda. Jongsuk menatapnya bingung. Woobin pikir Jongsuk kebingungan mengingat namanya.

"Kau benar-benar melupakanku rupanya." Woobin menggeleng-gelengkan kepala seolah merasa tersakiti. "Baiklah, ayo kita mulai dari awal."

Woobin tersenyum. Tangannya mengambil tangan Jongsuk dan mengajaknya bersalaman.

"Kenalkan, aku Kim Woobin. Kita dulu teman satu SMP dan kau dulu adalah kakak kelasku. Kau pasti mengingatnya kan?"

Jongsuk tidak menjawab.

"Apa kau disini selama ini?" tanya Jongsuk.

Woobin bingung. "Ya, tentu saja."

"Apa kau memperoleh banyak informasi disini?"

"Tidak, bagaimana mungkin aku mendapatkan banyak informasi.  Orang-orang disini bahkan tidak ada yang punya televisi."

Jongsuk tersenyum tipis.

"Jadi kau tidak melihatku selama ini?"

Woobin tertawa. "Apa kau mencoba pamer padaku? Tidak, karena satu hal aku sempat melihatmu ditelevisi. Kau sudah menjadi aktor hebat rupanya." kata Woobin sambil menepuk-nepuk pundak Jongsuk.

Senyum diwajah Jongsuk langsung pudar. Dia menatap Woobin dengan tatapan yang sulit didefinisikan. Seperti sedih, marah, dan kecewa yang menjadi satu.

Woobin sendiri bingung tak tahu berbuat apa melihat reaksi Jongsuk.

***

Seorang ahjumma bernama Dae Hong terlihat mencoba mendatangi ahjumma-ahjumma lain yang sedang berkumpul.

"Apa kalian bertemu seorang pemuda bertumbuh tinggi dan kurus tadi." kata Dae Hong mengawali perbincangan.

"Ya, tadi dia ingin menanyakan alamat padaku. Tapi aku menatapnya tajam. Memang siapa dia Dae Hong? Apa kau mengenalnya?" kata seorang ahjumma bertubuh gendut. Ahjumma-ahjumma lain berseru penasaran.

Dae Hong tersenyum sinis, "Dia adalah tamu si kakek gendut, Go Myung Woo. Kalian tahu apa yang harus kita lakukan? Kita harus mengusirnya!"

"Tapi Dae Hong, bagaimana kalau dia hanya pelanggan roti atau kerabat yang tinggal sementara? Tentu akan berlebihan kalau kita mengusirnya saat ini. " kata ahjumma yang satu lagi. Ahjumma-ahjumma lain tampak menjadi ragu.

"Jangan khawatir. Aku sudah menyelidikinya. Pemuda itu memang berniat tinggal disini untuk waktu lama. Dan kalian tahu peraturannya dan akibatnya jika itu dilanggar. Kita harus segera mengusirnya!"

Ahjumma-ahjumma itu bersahutan menyetujui.

***

Kakek Go datang kembali menemui Jongsuk. Dia tersenyum ketika dia juga melihat Woobin.

"Ah, kalian sudah bertemu?"

Jongsuk dan Woobin sontak menengok ke arah Kakek Go.

"Kek, apakah anak angkat yang kau maksud adalah dia?" tanya Jongsuk penasaran. Woobin mengernyit.

Kakek tertawa, "Kalian sudah saling berkenalan ya? Tentu saja, dia anak angkatku. Tampan bukan?"

Giliran Woobin bertanya.

"Kek, apa yang dia lakukan disini? Apa kau mengangkat anak lagi?" tanyanya sambil memasang wajah kesal.

Belum sempat Kakek Go menjawab. Jongsuk langsung meninju keras wajah Kim Woobin. Gerakannya yang sangat cepat membuat Kim Woobin tak sempat menghindar.

Kakek Go terlihat sangat shock. Sambil memegang sisi wajahnya, Kim Woobin menatap Jongsuk tidak percaya.

Jongsuk menatap Woobin marah.

"Aku membencimu." katanya sambil berlalu pergi.

***

Dr. Kang Min Ra baru saja pulang dari tempat kerjanya melihat Dae Hong dan beberapa ahjumma yang yang terlihat pulang dari rumahnya. Dia melihat ayahnya yang duduk diteras depan.

"Appa, untuk apa mereka datang ke sini?" tanya Min Ra penasaran.

"Mereka hanya meminta pendapatku saja." katanya sambil tersenyum. "Kau baru pulang? Apa hari ini melelahkan?"

Min Ra langsung menceritakan semua yang dilaluinya hari ini. Operasi yang sukses, pasien yang aneh, dan Dr. Park yang masih saja bersikap sok keren.

Ayahnya tertawa mendengar cerita Min Ra.

"Apa kau yakin kau tidak menyukainya?" ledek ayahnya.

"Tidak, tentu tidak.."

Ayahnya tersenyum tak percaya.

Min Ra memukul bantal ke ayahnya dan ayahnya pura-pura meringis kesakitan. "Sekarang aku tahu kenapa dia menjauhimu. Kau benar-benar kuat, Min Ra. Sama seperti ibumu."

Air muka Min Ra langsung berubah sedih. "Appa, apa kau juga merindukannya?"

***

Ketika Jongsuk sampai di apartemennya, dia langsung bergegas mandi. Saat itu, dia memikirkan semua yang dialaminya tadi. Termasuk pertemuaannya dengan Woobin, sahabatnya saat SMP dahulu.

Setelah mandi, ponselnya berdering.

Dari Managernya.

Ya, hyung..

Kenapa kau memukulnya? Ingat, apapun alasanmu. Kau akan tetap kerumah ayahku!

Kenapa kau tidak bilang dari awal kalau anak angkat ayahmu bernama Kim Woobin?

Memangnya kenapa? Kau tak pernah bertanya sebelumnya. Lagipula, apa itu penting? Apa kau mengenalnya sebelum ini?

Ya, dia teman lamaku. Lebih tepatnya dia adik kelasku dulu.

Bukankah itu bagus? Kalian seharusnya cepat akrab. Besok aku akan ke apartemenmu jam 8. Aku akan  membantumu memindahkan barang. Bersiap-siaplah.

Tapi, hyung. Apa kau tidak penasaran kenapa aku memukulnya?

Ckck. Itu semua sudah jelas. Kau sunbae yang buruk, Jongsuk. Sampai jumpa besok.

Hyung..

Sambungan telepon terputus.

Jongsuk melemparkan ponselnya sembarangan ke tempat tidur lalu membantingkan tubuhnya ke kasur yang empuk. Matanya terpejam. Hari ini sangat melelahkan buat Lee Jongsuk.

"Kau benar-benar bajingan, Kim Woobin." gumamnya pelan. Matanya terlihat merenung sejenak tangan memeluk erat sebuah miniatur meja berbentuk kue. Tak lama, dengkuran halus pun terdengar pertanda Jongsuk telah tertidur.

***

(to be continued)

Leave comment please :-)

Senin, 02 Februari 2015

Fanfic : Don't Leave Me Again, Kim Woobin

Disclaimer :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Penulis hanya melakukannya untuk have fun saja dan tidak mengambil keuntungan sepeser pun dari fanfic ini. Mohon maaf bila ada typo.So, Enjoy it~~ ^^

Warning! Boys x boys, yaoi, bromance, fujoshi

Jongbin, woosuk couple.

Cast :
Selain Kim Woobin dan Lee Jongsuk, author kasih kebebasan pembaca untuk berimajinasi tokoh-tokoh yang ada.

Happy reading this fanfiction ! :)

Disuatu daerah pinggiran kota Gyunggi, terdapat sebuah pedesaan terpencil yang hampir semuanya berbentuk rumah sederhana yang serupa. Di ujung jalan, terlihat seorang namja bertubuh tinggi dengan dengan kertas ditanganya. Matanya bergantian melihat ke arah kertas lalu ke deretan rumah-rumah sederhana yang ada. Dia sedang mencari alamat.

"Dimanakah alamat ini sebenarnya? Rumah disini terlihat sama satu sama lain. Apa aku hanya berputar-putar saja sejak tadi?" gumamya sambil mendesah lelah. Dia melanjutkan aktivitasnya sampai hanya tinggal tiga rumah lagi yang tersisa.

Perkenalkan, pemuda yang dimaksud sejak tadi adalah Lee Jongsuk. Dia berusia 22 tahun dengan tubuh tinggi dan kurus. Wajahnya sangat bersih dan tampan seperti seorang model.

Pemuda itu beberapa kali bertemu dengan warga sekitar. Tapi setiap kali melihatnya, orang-orang yang ditemuinya selalu menatapnya sinis dan menyuruhnya cepat pergi. Jongsuk semakin bingung dengan sikap warga ditempat itu. Dia jadi ragu kalau dia berada di tempat yang benar.

Ketika Jongsuk hendak mengecek alamat yang dia punya ke salah satu rumah, mendadak muncul seorang wanita muda berpakaian rapi dari dalam rumah itu. Jongsuk kaget, begitu juga si wanita.

"Apa yang kau lakukan?" kata si wanita sambil melotot ke arah Jongsuk. "Apakah kau pencuri?" katanya curiga. Buru-buru dia mendekap erat tasnya.

"Uhm, maaf noona. Saya bukan pencuri."Jongsuk mencoba mengendalikan diri. "Saya hanya ingin memastikan apakah ini benar Chaedonghee No. 9. Saya sedang mencari alamat ini."

Si wanita muda menyipitkan mata. "Apa aku terlihat bodoh? Kau pikir aku akan percaya? Hell, aku Kang Min Ra seorang dokter yang hebat. Sekali kau mendekat, aku akan berteriak keras dan warga akan segera berdatangan. Ketika mereka berhasil menangkapmu, aku bersumpah akan memutuskan aliran darahmu. Jadi jangan coba-coba mendekat!"

Jongsuk mendesah.

"Dia benar-benar gila." kata Jongsuk memutuskan untuk pergi. Min Ra yang melihatnya, langsung menghadangnya.

"Jadi kau bukan pencuri?" tanya Min Ra. Tatapannya masih penuh selidik. Jongsuk yang malas menjawab mengabaikan begitu saja sambil berjalan pergi.

"Belok kanan, Kedai Roti Jjang milik Kakek Go." kata Min Ra tiba-tiba.

Jongsuk terdiam.

"Itu alamat yang kau cari."

Min Ra lalu mengambil tasnya lalu berjalan pergi mengendarai mobil meninggalkan Jongsuk. Jongsuk hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, "Apa aku bisa tinggal ditempat ini?" katanya sambil memandang sekeliling.

***

Turun dari mobil, Min Ra berjalan kaki dengan cepat menuju tempat kerjanya. Kakinya berulang kali terserimpet karena dia jalan dengan tidak fokus. Pikirannya mengingat saat pertemuaannya dengan pemuda tadi.

Memalukan!

Memalukan!

Memalukan!

Hanya itu yang ada dipikiran Min Ra.

"Aku benar-benar bersikap bodoh tadi karena menuduh orang sembarangan kalau dia pencuri." katanya sambil menutup wajahnya. "Semoga dia cepat pergi. Orang-orang disini tak akan menyukai kedatangannya."

Sambil berkata begitu, wajahnya berubah sedih.

***

Lee Jongsuk telah sampai ke Kedai Roti Jjang, tempat yang dimaksud Dr. Kang tadi. Bangunan di hadapannya memiliki design kedai modern sederhana seperti di Kota Seoul pada umumnya. Namun terlihat sudah nampak tua di beberapa sisi, tapi nampak kuno dan kokoh secara bersamaan.

Jongsuk masuk ke dalam kedai. Terdengar bunyi lonceng ketika dia mendorong pintu masuknya. Ketika sudah masuk, Jongsuk langsung mencium aroma roti yang sepertinya baru matang. Dia lalu mengitarkan pandangannya dan melihat roti-roti yang sangat lezat di depannya. Jongsuk tersenyum senang.

Tak lama, datang Kakek Go Myung Woo, sang pemilik kedai. Dia kakek gemuk yang mempunyai mata yang berbinar. Begitu melihat Jongsuk, dia langsung tersenyum ramah.

"Hei, nak. Apa kau ingin membeli sesuatu? Aku punya roti-roti yang sangat lezat disini." katanya menawarkan.

Jongsuk tertawa.

"Kek, apakah benar ini Chaedonghee No. 9? Aku tak menyangka kalau ini adalah kedai roti. Jadi kau Kakek Go Myung Woo?"

Kakek mengangguk. "Kau benar, nak. Aku Kakek Go Myung Woo. Astaga, apa kau Lee Jongsuk?" kata Kakek Go kaget. "Jadi denganmu anakku bekerja?"

Jongsuk tersenyum.

Kakek Go menatap Jongsuk keseluruhan dari atas ke bawah. "Anakku selalu berbicara tentangmu. Dia bilang kau sangat tinggi seperti jerapah. Kupikir dia membual. Tapi setelah melihatmu, aku rasa dia tidak berlebihan. Dan selain tinggi, kau juga sangat tampan."

Jongsuk tertawa, "Aku baru tahu kalau Manager Go berkata seperti itu pada semua orang."

"Aku tahu kalau aku punya anak yang sangat kurang ajar."

Mereka berdua tertawa bersama.

Jongsuk berhenti tertawa ketika dia melihat tulisan yang terpampang pada etalase.

'Mocca Toping' bisik Jongsuk perlahan.

Kakek Go tersenyum melihat Jongsuk menatap intens roti mocca-nya. "Omo, aku bodoh sekali. Kau baru tiba setelah perjalanan jauh. Harusnya aku menyiapkan sesuatu."

Dia pikir Jongsuk lapar dan ingin makan roti mocca itu.

"Jongsuk-ssi, tunggu sebentar. Kau bisa duduk dan melihat-lihat. Ambil yang kau suka. Mengerti?" katanya sambil mengedipkan mata.

Jongsuk mengangguk.

"Dan segeralah bawa barang-barangmu kesini. Kau pasti akan betah berada disini. Jung Kyo pasti sudah bercerita kalau dia punya adik angkat kan? Dia seumuran denganmu, kurasa kalian akan cepat akrab." Kakek Go berlalu masuk ke dalam.

Jongsuk mendekati etalase Roti Mocca Topping dengan pandangan lemah. Dengan wajah sedih, dia menundukkan kepalanya.

"Kau dimana?" bisiknya pelan.

"Aku merindukanmu."

***

(to be continued)

Leave comment please :-)

Sabtu, 31 Januari 2015

Sweet Medicine

Cast 5 orang:
Winda sebagai model
Zahra sebagai dokter spesialis tulang
Khansha sebagai dokter spesialis tulang
Ashma sebagai manager Winda
Diah sebagai kepala administrasi rumah sakit

Winda adalah seorang model. Dia model yang hebat dan sedang berada dipuncak karier. Suatu hari dia kecelakaan mobil. Dia pun dibawa kerumah sakit. Saat kecelakaan, dia mengalami benturan keras dikepala dan pergeseran tulang kaki. Karena sebulan lagi Winda akan mengikuti traning untuk kontes model Internasional perwakilan Indonesia, maka Ashma selaku manager meminta pada pihak rumah sakit untuk menugaskan seorang dokter spesialis untuk merawat Winda secara intensif.  Hanya ada 3 dokter spesialis tulang dirumah sakit itu, yaitu Zahra, Khansha dan satu yang sedang cuti karena sedang hamil besar. Khansha dan Zahra bekerja secara bergantian. Dan ketika kecelakaan Winda terjadi, saat itu merupakan bagian tugas Zahra. Jadi  Winda merupakan salah satu pasien tanggung-jawab Zahra. Winda menunjukkan ketidaksukaan ketika bertemu Zahra dan meminta Diah selaku pihak rumah sakit untuk menggantinya, tapi Diah menolak.

Saat ingin diperiksa, Zahra bertanya kenapa Winda jadi suka mabuk-mabukan karena dulu ketika mereka berteman Winda pernah bilang kalau dia sangat membenci orang yang sedang mabuk. Winda meminta Zahra untuk tidak usah sok mengkhawatirkan dia. Karena bukannya dulu ketika SMA Zahra yang bilang kalau Zahra nggak pernah mengenal apalagi berteman sama dia. Zahra dulu juga bilang kalau Winda aneh. Zahra minta maaf dia bilang dia punya alasan. Tapi Winda nggak mau dengerin dan bilang dia nggak punya keinginan untuk berteman lagi. Dia lalu meminta Zahra memeriksanya dengan cepat karena dia mau istirahat. Tapi itu cuma alasan karena sebenarnya dia nggak mau ngelihat Zahra.

Saat Zahra udah pergi, Ashma datang dan bilang kalau dia abis ke kantor polisi dan mengatur supaya kepolisian bilang kalau Winda kecelakaan karena mengantuk saja bukan karena mabuk. Jadi, Winda nggak perlu khawatir kalau dia akan punya surat catatan kepolisian. Selain itu, dia juga sudah mengurus korban dan bilang kalau korban tidak mengalami luka serius. Dia juga bilang kalau dia udah ke petinggi rumah sakit dan meminta mereka merahasiakan kondisi Winda yang sebenarnya dari media. Winda cuma melihat sambil mengangguk-angguk dan menyuruh Ashma pergi. Ashma sebenarnya kesal tapi dia bersikap pura-pura manis dan pamit pergi.

Zahra terlihat sedih dengan sikap Winda. Khansha dateng dan bertanya kenapa zahra sedih. Zahra pun cerita semuanya sama Khansha kalau sebenarnya Winda itu sahabatnya dulu. Tapi hubungan mereka memburuk saat SMA. Zahra merasa bersalah karena sikapnya dulu dan sekarang ingin minta maaf. Tapi Winda menolak. Dia bilang nggak mau punya keinginan untuk berteman lagi. Zahra ngerasa hancur dengan ucapan Winda. Winda nanya emang apa masalahnya sampai mereka saling menjauh. Zahra bilang kalau dia dulu bersikap sangat egois. Karena dulu dia rela mengorbankan persahabatannya demi mementingkan pendidikan dan karier.

Zahra cerita kalau dulu dia dan Winda satu sekolah. Mereka sangat dekat hampir seperti saudara. Tapi sejak orang tua Zahra meninggal, dia terpaksa tinggal dengan pamannya. Pamannya yang hidup pas-pasan tak mampu menyekolahkan Zahra diSMP lamanya yang elite. Akhirnya Zahra masuk sekolah umum. Sejak saat itu, mereka tak pernah lagi bertemu. Saat SMA, Zahra terkejut ketika Winda juga masuk SMA umum yang sama dengannya. Tapi pertemuan mereka berlangsung dingin. Mereka seolah tak saling mengenal satu sama lain. Zahra bilang kalau dia sebenarnya pingin banget menyapanya Winda seperti dulu. Tapi dia nggak bisa. Sampai sekarang Zahra masih nyesel karena dia nggak ngakuin Winda didepan teman-temannya kalau mereka bersahabat.

Khansha mendengar Zahra seksama. Dia bilang kalau dia ngerti perasaan Zahra. Dia mencoba menghibur Zahra dengan mentraktirnya makan di kantin rumah sakit. Zahra setuju dan mereka pun pergi ke kantin bersama-sama.

Winda yang sangat suntuk berada di ruang perawatan sendirian memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman. Di tengah perjalanan Winda ketemu Diah, dan Diah mencoba mengantarnya. Tapi Winda menolak. Diah bilang ke Winda kalau sekarang Winda bisa memilih siapa dokter terbaik yang menanganinya. Tapi Winda hanya mengucapkan terima kasih dan berlalu pergi.

Untuk ke taman, Winda harus melawati kantin rumah sakit. Disana dia ngeliat Zahra yang lagi bercanda sama Khansha. Mereka terlihat bersahabat dengan dekat. Winda yang melihatnya menjadi marah dan kembali ke ruang perawatannya.

Saat selesai makan dikantin, Khansha dan Zahra ketemu sama Diah. Diah mengajak mereka berdua ke ruangannya. Diah bilang kalau dia akan mengangkat salah satu dari mereka berdua sebagai dokter tetap dirumah sakit. Jadi, mereka berdua harus bersaing mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Dan persaingan mereka itu ditentukan oleh Winda, karena Winda adalah pasien istimewa rumah sakit ini. Siapapun yang dipilih oleh Winda dan mampu menyembuhkannya dengan cepat maka akan menjadi pemenang. Zahra sudah pasrah kalau pasti dia bakal kalah.

Ashma menemui Winda lagi dan meminta Winda menandatangani kontrak menjadi bintang iklan. Winda yang sedang malas menandatanginya tanpa membaca. Saat itu, Diah, Khansha dan Zahra juga datang menemui Winda. Diah nanya ke Winda siapa dokter spesialis yang dipilih Winda. Sesuai dugaan kalau Winda  memilih Khansha. Khansha meminta maaf pada Zahra, tapi Zahra bilang kalau dia mengerti. Zahra memberikan catatan medis Winda pada Khansha. Diah lalu menyuruh mereka semua keluar agar Khansha sebagai dokter Winda yang baru bisa memeriksa pasiennya.

Semua tidak tahu kalau Winda sedang merencanakan hal buruk sama Khansha. Saat semua sudah keluar, Winda meminta Khansha untuk melatihnya berjalan. Khansha awalnya menolak, karena dari catatan medisnya, kaki  Winda belum pulih walaupun perbannya sudah dibuka. Tapi Winda bersikeras kalau kakinya kuat dan dia ingin sembuh secepatnya. Akhirnya, Khansha pun melatih Winda belajar berjalan. Winda berlatih berkali-kali sampai jatuh bangun. Khansha menyuruhnya berhenti karena dia akan pergi. Winda menurut. Tapi ketika Khanshq telah pergi Winda kembali latihan berjalan sendiri. Winda jatuh berkali-kali saat latihan. Lama-kelamaan kakinya tidak kuat untuk berdiri. Dia menjerit kesakitan.

Saat itu, Zahra datang menolong. Ashma yang datang menemui Winda kaget karena kaki Winda kembali diperban. Ashma yang tidak terima menemui Diah selaku pihak rumah sakit dan menyatakan komplain. Diah pun menelpon Khansha untuk datang kerumah sakit. Ashma menyudutkan Khansha kalau Khansha lengah sebagai dokter. Tapi Khansha bilang kalau dia tidak bersalah. Dia sudah menyuruh Winda berhenti berlatih tapi Winda tidak mendengarnya. Khansha menyuruh Ashma bertanya sendiri sama Winda tentang kebenarannya.

Semua menunggu jawaban Winda. Khansha terkejut waktu Winda bilang Khansha lah yang menyebabkan ini semua. Dia menyuruhnya berlatih keras agar cepat sembuh. Winda juga bilang kalau dia sebenarnya sudah lelah berlatih tapi Khansha bilang ketika Khansha kembali dia akan mengecek keadaan Winda. Khansha akan tahu kalau sebenarnya Winda tidak berlatih.

Khansha menatap Winda tidak percaya. Dia menuduh Winda berbohong sama semua orang. Tapi Winda bersikeras kalau tak ada untungnya dia berbohong. Winda meminta Diah untuk memecat Khansha karena Khansha telah mencoba mencemarkan nama baiknya. Diah yang lebih percaya Winda mengajak Khansha berbicara. Khansha mencoba meyakinkan Diah kalau Winda berbohong. Tapi Diah bilang itu nggak mungkin. Karena Winda pasti nggak ingin ditangani sama Zahra. Khansha tetap menyangkal tapi Diah nggak percaya. Diah bilang kalau dia akan membatalkan pengangkatan Khansha sebagai dokter tetap, dan bahkan Diah mempersilahkan Khansha untuk mencari pekerjaan ditempat lain. Khansha sangat sedih. Zahra yang mendengar percakapan mereka menjadi tidak enak. Zahra tahu bahwa dia yang akan diuntungkan dengan kejadian ini.

Zahra pergi menemui Winda diruangannya. Tapi Winda nggak ada. Setelah mencari beberapa saat akhirnya dia menemukan Winda di taman. Winda yang melihat Zahra mencoba melarikan diri. Tapi usahanya sia-sia dengan kakinya yang terluka. Zahra bertanya kenapa Winda berbohong. Winda awalnya mengelak, tapi Zahra bilang kalau dia tahu yang sebenarnya. Winda akhirnya ngaku kalau dia berbohong. Zahra nanya emangnya Khansha salah apa sama Winda. Kenapa Winda ngelakuin ini. Apa Winda nggak sadar kalau Khansha bisa salah paham sama Zahra dengan kejadian ini. Persahabatanya bisa hancur dan Khansha bisa membenci Zahra. Zahra bilang kalau Winda benci dia seharusnya Winda hanya benci dia aja dan jangan menyeret Khansha ke dalam masalah mereka.

Winda bilang kalau memang itu yang dia inginkan. Dia ingin menghancurkan persahabatan Zahra dan Khansha sama seperti persahabatannya dulu dengan Zahra. Dengan sinis Winda bilang kalau dia heran masih ada yang mau bersahabat sama Zahra karena Zahra adalah orang yang mampu membuang sahabat sesukanya. Winda mengingatkan Zahra yang membuangnya dulu. Zahra bilang kalau itu bukan keinginannya. Dan dia terpaksa melakukannya karena situasi yang sulit saat itu. Winda marah, dia bilang seharusnya disaat situasi sesulit apapun harusnya Zahra datang menemuinya bukan justru meninggalkannya karena mereka sahabat. Zahra diam, dia tak menyangka Winda masih menganggapnya sahabat.

Lama hening, akhirnya Winda bertanya kenapa Zahra ninggalin dia. Kenapa Zahra nggak ngasih kabar kalau dia pindah sekolah dan ngasih tahu alamatnya yang baru.

Zahra bilang kalau akan semakin berat baginya untuk meninggalkan sekolah kalau dia ketemu Winda.

Winda nanya trus ketika mereka satu SMA kenapa Zahra diemin dia? Kenapa Zahra ikut-ikutan jauhin dia kayak anak lain?

Zahra bilang kalau dia minta maaf. Dia minta maaf karena dia tak mengakui Winda sebagai sahabatnya dulu. Zahra bilang kalau anak-anak lain ngejauhin dia karena mereka iri sama Winda yang seorang model. Tapi Zahra bilang kalau dia ngejauhin Winda saat itu karena dia takut kalau bersama Winda akan membuatnya lupa belajar. Zahra tahu kalau dia bukan anak orang kaya lagi sejak orang tuanya meninggal dan hartanya diambil untuk membayar utang perusahaan. Saat itu, dia benar-benar membutuhkan beasiswa karena pamannya bilang kalau dia tak sanggup membiayai kuliahnya.

Winda sedih mendengar cerita Zahra. Dia nggak nyangka kalau Zahra mengalami hidup yang sangat sulit. Zahra bilang kalau dia udah cerita semua, dan dia nggak maksa Winda untuk maafin dia. Tapi, Zahra bilang dia harus membantu Winda balik ke ruangannya sekarang karena cuaca mulai mendung. Ketika kembali diruangannya, Zahra membantu Winda beristirahat. Saat mau pergi, Winda bilang kalau dia ingin mereka bersahabat lagi kayak dulu. Dan kali ini, mereka harus saling jujur satu sama-lain. Karena perpisahan cuma akan menyakiti mereka berdua. Zahra setuju dan dia tersenyum senang menatap sahabatnya.

Khansha berjalan dengan tatapan kosong. Dia lalu duduk dibangku taman dan memikirkan kejadian tadi. Dia merasa kariernya sudah hancur. Saat itu Ashma dateng dan bertanya kalau Winda pasti benci banget sama Winda. Ashma mengajak Khansha untuk ikut rencananya buat bales dendam sama Winda. Khansha bingung dan bertanya ke Ashma bukannya Ashma managernya Winda? Ashma bilang kalau dia juga benci sama Winda. Ashma bilang kalau Khansha kalau untuk menyukseskan rencananya dia harus nyerahin catatan medis Winda ke Diah selaku pihak rumah sakit. Ashma juga meminta Khansha untuk mengganti nomor telepon karena setelah ini pasti banyak yang akan menemuinya. Khansha bingung tapi dia setuju melakukannya.

Besoknya Khansha menemui Diah menyerahkan catatan medis para pasien yang ditanganinya ke Diah sekaligus menyerahkan surat pengunduran diri dari rumah sakit. Diah bilang kalau dia nyesel semua harus seperti ini. Diah menanyakan rencana Khansha selanjutnya. Winda bilang kalau dia akan buka praktek sendiri dirumahnya. Diah senang mendengarnya. Dia bilang praktek Khansha pasti sukses karena Khansha adalah dokter yang baik. Khansha mengucapkan terima kasih lalu pamit pergi.

Diah lalu menelpon Zahra, meminta Zahra menemuinya. Zahra lalu keruangan Diah. Diah menyerahkan catatan medis Winda ke Zahra. Diah bilang kalau sekarang Winda merupakan tanggung jawab Zahra. Diah meminta Zahra untuk memperbaiki hubungannya dengan Winda karena dokter dan pasien harus bekerja sama. Zahra tersenyum. Dia bilang kalau dia sudah melakukannya. Diah bertanya benarkah? Diah tertarik mendengar apa masalah diantara mereka berdua sebenarnya. Zahra bilang kalau itu hanya kesalahpahaman dimasa lalu dan sekarang mereka berdua kembali bersahabat. Diah tersenyum tapi tak bertanya lebih lanjut. Zahra pamit pergi karena dia harus mengecek keadaan Winda. Diah mempersilahkan.

Tak lama Diah mendapat kabar dari telepon kalau korban yang tertabrak Winda baru saja meninggal. Diah kaget dan langsung ketempat korban. Zahra yang sedang mengecek keadaan Winda dikejutkan dengan Diah yang datang. Dengan wajah sedih, Diah mengabarkan kalau korban yang Winda tabrak meninggal dunia. Diah meminta Winda tetap tenang, belum ada bukti-bukti menunjukkan kalau korban meninggal karena kecelakaan itu. Tak lama Diah lalu pamit lagi karena dia harus menemui pihak kepolisian. Saat Diah keluar, Ashma masuk. Dia bilang kalau diluar banyak sekali wartawan yang penasaran tentang kebenaran foto-foto catatan medis Winda di media sosial. Catatan medis tersebut menyebutkan kalau Winda merupakan seorang alcoholic. Wartawan-wartawan itu bertanya apakah kecelakaan itu terjadi karena Winda mabuk bukan karena mengantuk seperti yang diberitakan selama itu. Ashma juga bilang kalau Winda nggak perlu khawatir akan ditetapkan sebagai tersangka selama proses autopsi mayat berlangsung.

Winda mencelos mendengar kata tersangka. Zahra bertanya sama Ashma apakah nggak ada jalan keluar lagi? Ashma bilang kalau nggak mungkin korban meninggal karena hal lain. Mereka tinggal tunggu hasil autopsi yang menyatakan kalau korban meninggal akibat kecelakaan itu. Ashma bilang kalau dia menyesal semua orang berpikir kalau Winda lah yang telah membunuh korban itu. Winda bertanya sama Ashma bukannya Ashma waktu itu bilang kalau kondisi korban membaik? Kenapa bisa seperti ini. Ashma bilang kalau dia mungkin memberi informasi yang salah dengan kondisi korban saat itu. Zahra mulai merasa curiga.

Tiba-tiba Ashma mendapat telepon dari Khansha yang ngajak ketemuan. Ashma setuju lalu pamit sama Zahra dan Winda. Zahra yang curiga berniat mengikuti Ashma. Zahra meminta bantuan sama Diah untuk menemani Winda karena Winda pasti sedang shock berat. Zahra menceritakan kecurigaannya pada Ashma sama Diah. Diah sebenarnya ingin menemani Zahra tapi dia tak bisa meninggalkan rumah sakit, jadi dia pun bersedia untuk menemani Winda.

Zahra terus mengikuti Ashma dan mereka sampai di  taman kota. Selama beberapa saat Ashma seperti sedang menunggu orang. Zahra terkejut ketika yang datang itu Khansha. Dia memutuskan untuk mendengarkan percakapan mereka. Khansha bertanya apa yang udah Ashma lakukan sama si korban? Khansha tahu persis keadaan korban terakhir kali itu baik-baik saja. Bahkan korban diizinkan pulang besok. Ashma meminta Khansha untuk tutup mulut karena mereka sudah sejauh ini.  Khansha bilang dia nggak nyangka kalau semua akan menjadi seperti ini. Dia bilang dia tidak punya keinginan menghancurkan Khansha sejauh ini. Winda bilang kalau dia menyesal karena telah membantu seorang pembunuh. Dan Winda bilang dia akan ke Khansha dan mengatakan semua kebenarannya.

Begitu Khansha berbalik, Ashma bersiap menikam Khansha dengan pisau yang dia sembunyikan. Tapi Zahra langsung keluar dan menyelamatkan Khansha dengan memukul punggung Ashma dengan kayu. Sambil menahan Ashma Zahra menyuruh Winda pergi menyelamatkan diri. Khansha lalu menelpon Winda dan bilang Zahra dalam bahaya. Setelah menelpon Winda, Khansha lalu membantu Zahra menghadapi Ashma. Tak lama Winda datang. Zahra kaget dan bertanya kenapa Winda disini. Ashma memanfaatkan Zahra yang lengah untuk menyandera Zahra. Winda meminta Ashma melepaskan sahabatnya. Ashma tertawa dan bilang gimana mungkin orang sombong kayak Winda punya sahabat. Ashma juga mengingatkan Winda tentang bagaimana sikap Winda memperlakukan orang lain selama ini. Ashma bilang kalau selama bertahun-tahun Winda selalu memperlakukan dia seperti seorang kacung. Winda bilang kalau dia minta maaf.  Winda minta Ashma ngelepasin Zahra. Tapi Ashma nggak mau, dia mau bikin Winda gila dengan melihat sahabatnya mati dihadapannya. Saat itu, tiba-tiba Ashma meringis kesakitan karena terkena tembakan polisi yang dibawa Diah. Merekapun selamat. Diah lalu mengajak semua kembali rumah sakit.

Diah menyuruh Zahra memperbaiki perban Winda yang rusak sementara dia dan Khansha akan memberi keterangan dikepolisian. Mereka setuju. Setelah selesai memperbaiki perban Winda, Zahra bilang kalau dia pusing sama semua masalah yang ada sejak kedatangan Winda. Zahra bertanya kenapa Winda hidup kayak gini? Kenapa Winda berubah saat mereka berpisah? Winda bilang kalau dia kayak gini karena dia hancur Zahra ninggalin dia.

Winda lalu cerita kalau sejak mereka berpisah dia ngelalui banyak hal berat. Saat kelas dua dia terpaksa pindah karena mamanya ingin Winda fokus pelatihan modelnya. Winda bilang kalau model merupakan cita-cita mamanya sejak dulu dan dia ingin anaknya sukses dan terkenal seperti adiknya. Winda bilang kalau bersyukur karena walaupun dia dan Zahra nggak bersama kayak dulu, dia tahu keberadaan Zahra dan bisa melihatnya setiap hari walaupun Zahra nggak sadar akan keberadaannya. Winda bilang kalau mungkin itu satu-satunya hal yang bisa membuat bertahan ketika mamanya meninggal karena kecelakaan saat Winda dapat kontak pertamanya. Winda bilang kalau dia hampir gila saat itu. Dia merasa kalau menjadi model adalah hal-sia-sia ketika mamanya pergi. Dia merasa kesepian karena orang-orang yang dia sayang satu-persatu pergi. Ayahnya memang mencukupi semua kebutuhannya, tapi dia tak pernah menemui Winda karena sibuk dengan keluarga barunya di Jepang. Saat Winda hampir saja mengancurkan karirnya, dia ingat pesan mamanya untuk menjadi model terkenal apapun yang terjadi. Karena tekad itulah, Winda akhirnya mempunyai karier model seperti ini.

Zahra bertanya trus apa yang membuat Winda menjadi alcoholic? Zahra bilang harusnya Winda sadar mamanya pasti sedih kalau tahu kelakuan Winda yang seperti itu.

Winda bilang kalau dia menjadi seperti itu karena Zahra. Karena Zahra menghilang begitu saja dan pindah kuliah ke luar kota. Winda bilang kalau dia selau mengikuti Zahra setiap pulang sekolah selama dua tahun lebih. Winda bilang kalau dia tahu tempat les Zahra atau tempat manapun yang sering dikunjungi Zahra. Winda cukup merasa senang bisa melihat Zahra saat itu, walaupun cuma dari jauh. Tapi dia seperti hilang arah saat Zahra sekali lagi menghilang dari hidupnya. Winda bilang kalau dia benar-benar merasa kesepian saat itu. Dan dia kesak pada semua orang. Winda bilang kalau itulah sebabnya dia minum-minum. Dia ingin melarikan diri karena benar-benar merasa putus asa. Winda bilang kalau alkohol sudah mempengaruhi tempramennya dan membuatnya cepat marah. Winda menyesal karena dia telah memperlakukan orang dengan sangat buruk ketika dia bahkan dalam keadaan tidak mabuk.

Rabu, 14 Januari 2015

Soal Biologi UN 2013/2014 Paket 4


11.  Pengendalian hama yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah
A. menggunakan pestisida          D. menggunakan insektisida
B. menggunakan herbisida          E. menggunakan rotensida
C. menggunakan predator alami

Jawaban : C. menggunakan predator alami

Pembahasan :
Pestisida : bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu.
Herbisida (penyiang gulma) : senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil ( gulma ).
Insektisida : Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon , sistem pencernaan , serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman.
Rodentisida : Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.

12. Perhatikan gambar membran sel di samping!
Berdasarkan gambar tersebut, molekul glikoprotein dan glikolipid secara berurutan ditunjukkan oleh...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 5
d. 4 dan 5
e. 5 dan 3

Jawaban : B. 2 dan 3

Pembahasan :

Glikolipid : molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
Glikoprotein : suatu protein yang mengandung rantai oligosakarida yang mengikat glikan dengan ikatan kovalen pada rantai polipeptida bagian samping. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di antaranya dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan sel-sel, serta interaksi dengan bahan kimia lain.

Selasa, 13 Januari 2015

Kenakalan Remaja SMA Terpopuler

Kenakalan Remaja di Sekolah


Remaja itu penuh kenakalan. Sekolah mana sih yang tidak ada kenakalan. Peraturan sekolah itu bagi sebagian siswa adalah hal untuk dilanggar. Ada banyak kenakalan siswa di sekolah. Namun dibawah ini adalah rangkuman 7 kenakalan siswa siswi terpopuler versi gue.

1. Cabut sekolah.


Cabut atau keluar dari lingkungan sekolah pada jam pembelajaran sudah biasa di lingkungan pelajar. Malahan banyak siswa yang keluar secara terbuka. Banyak cara untuk keluar dari sekolah,yaitu dengan memanjat pagar,lewat pintu belakang,& sebagainya. Sepengetahuan gue hal ini terjadi dikarenakan kebosanan siswa dan juga siswa ingin mencari sensasi di mata guru.

2. Smsan di waktu pelajaran.


Smsan,cara untuk mempermudah mengirim pesan lewat handphone ini juga di gunakan sebagai kenakalan siswa. siswa biasanya mengirim sms kepada sang pacar,sahabat,& temannya. Sudah tidak asing lagi kalau sering anak ketangkap handphonenya ketika jam pelajaran. Hal ini dikarenakan siswa merasa bosan atas penjelasan guru atau juga dikarenakan sih kangen sama pacar.

3. Berpakaian & berpenampilan yang tidak sesuai aturan sekolah.


Remaja itu gengsi dong berpenampilan cupu. Kadang kala kita boleh berpenampilan keren,tapi jangan melanggar aturan yang ada. Banyak siswa ingin memakai sepatu yang keren,cowok pakai gelang & kalung  tindik anting,& lainnya yang melanggar aturan. Ini karena siswa ingin tampak menawan di depan lawan jenis & kawannya.

4. Pacaran di sekolah.


Remaja wajar dong suka sama lawan jenis,kalau tidak itu harus hati-hati. Wajar remaja pacaran. Memang orang pacaran bawaannya mau berdua aja,tapi nanti bisa da syetannya. Tapi kenapa harus pacaran di sekolah.? Bukannya ada tempat lain yang lebih romantic.? Yang lebih bermodal gitu. Pacaran yang baik sih sebenernya cukup tahap pengenalan saja.

5. Nyontek 


Dari tahun ke tahun,hal ini selalu membudaya. Bukan ha lasing lagi hal ini di kalangan sekolah. Soalnya sistem sekolah itu sekarang bukan menuntuk anak pandai,namun menuntut anak bernilai tinggi. Kalau boleh jujur,gue sendiri juga ngejalani sih. Ya kalau nilai jelek kan nantinya bikin malu sekolah & orang tua. Saran gue sih sebenernya sekolah itu menuntuk anak untuk pandai,bukan bernilai tinggi.

6. Berantem / perkelahian


Gak terima.?adu otot jadinya. Itu budaya anak zaman sekarang. Berantem itu terkadang Karena hal spele,seperti ejek-ejekan sampai karena masalah ngerebut wanita sang pujaan. Awalnya sih keren kalau duel 1 lawan 1,itu baru jantan. Tapi sekarang yang tidak terima kekalahan,ujung ujungnya manggil kawan dan jadilah tawuran. Kadang juga sih ini sebagai ajak agar di segani,kadang pula supaya ngelepas nafsu untuk nyakitin orang aja.

7. Bullying


Siapa yang kuat jadi penguasa,siapa yang lemah akan tertindas. Ini yang terjadi diantara siswa siswi di seluruh dunia. Mau cewek mau cowok itu sama saja. Bullying ini biasa dilakukan oleh golongan yang merasa kuat. Mereka memanfaatkan kekuasaan & kekuatan sebagai tameng untuk melakukan bullying. Banyak hal sih sebenarnya yang menyebabkan bullying ini.
Itulah 7 kenakalan siswa siswi disekolah yang popular bagi gue.

Minggu, 11 Januari 2015

Senjata Angkatan Laut Amerika Serikat dan Rusia

Amerika Serikat

Nama : Laws
Uji coba : Dari atas kapal amfibi transportasi dermaga USS Ponce di Teluk Arab pada September sampai November.
Kemampuan : akurat menghancurkan target yang sudah ditetapkan dengan singkat.
Keunggulan : Senjata laser ini dapat digunakan di antaranya menghentikan ancaman mulai dari peluru kendali. Dan dapat dipakai untuk helikopter dan kapal patroli kecil. Serta lebih aman dibandingkan senjata konvensional yang seringkali mengalami masalah, selain juga lebih hemat biaya.

Nama : MK-48 atau Mark 48
Kemampuan : untuk menenggelamkan kapal selam yang berkecepatan tinggi dan yang mampu menyelam sangat dalam. MK-48 juga dirancang untuk menenggelamkan kapal permukaan yang memiliki pertahanan canggih.
Keberadaan : MK-48 dirancang untuk diluncurkan dari tabung kapal selam. MK-48 dibawa oleh semua kapal selam AS termasuk kapal selam pembawa rudal balistik kelas Ohio, Seawolf , Los Angeles dan Virginia. MK-48 digunakan sejak 1972 menggantikan MK-37 dan MK-14 .
Produksi : MK-48 versi ADCAP ( Advanced Capability ) digunakan sejak 1988 dan disetujui untuk diproduksi sejak 1989 .
Cara kerja : MK-48 dan MK-48 ADCAP dikendalikan menggunakan kabel . Torpedo ini juga dapat menggunakan sonar aktif atau pasifnya sendiri, serta dapat memutar kembali jika tidak mengenai sasaran.
Uji Coba : USS Norfolk (SSN-714) menembakkan MK-48 ADCAP pertama kali pada 23 Juli 1988, menenggelamkan kapal penghancur kelas Forrest Sherman USS Jonas Ingram (DD-938) .

Nama : Virginia (Virginia-class atau V-Class)
Keunikan : Kapal selam ini menerapkan teknologi sonar sebagai pengganti periskop.
Kemampuan : Dengan teknologi sonarnya, V-Class bisa memindai dan memetakan dasar laut, daratan dan obyek dalam radius puluhan kilometer. V-Class akan membawa 150 rudal Tomahawk dan rudal balistik yang menjangkau sasaran di daratan.
Keunggulan : Hidungnya yang berbentuk kubah dan membuatnya mampu memecah gelombang sonar kapal musuh sehingga keberadaannya sulit dideteksi maka dari itu V-Class dijuluki “kapal siluman”.
Fasilitas : V-Class dilengkapi kapal selam mini (mini submarine) serta ruang kedap udara untuk keluar masuk awak kapal.

Nama : Kapal induk USS Blue Ridge
Fungsi : sebagai kapal Pusat Komunikasi dan Komando Angkatan Laut yang mengkoordinir wilayah seluas 52 juta meter persegi dikawasan pacifik.
Fasilitas : dilengkapi berbagai piranti canggih dan fasilitas lengkap bak kota terapung. Dengan fasilitas sehari-hari seperti resto, rumah sakit, bank, kantor pos, bahkan barber shop. Dilengkapi juga dengan satelit dan peralatan telekomunikasi tercanggih di Angkatan Laut Amerika Serikat.
Jenis :  kapal jenis ampibi
Spesifikasi : Panjang 620 feet lebar 180 feet dan kecepatan melebihi 20 knot dan telah berusia 37 tahun.
Daya tampung : 1000 orang pelaut dan 300 orang staf.  dengan kelengkapan satelit
Kelemahan : kapal ini untuk pengaturan komando dan komunikasi, persenjataan yang dibawa kapal ini sangat minim. Hanya terdapat sebuah mariam berkaliber 25 militer serta helikopeter Sea Hawk SH 60 F untuk keperluan angkutan VIV logistik.

Rusia

Nama : Kilo Class (Project 877), kapal selam militer bertenaga diesel buatan Rusia .
Berfungsi : sebagai anti kapal permukaan dan anti kapal selam dan beroperasi di perairan dangkal. Kapal selam
kelas Kilo mampu beroperasi dengan tenang.
Keunikan : Project 877 dikenal sebagai salah satu kapal selam yang menghasilkan suara terlemah di dunia.
Tahun operasi : Kapal selam pertama kelas Kilo untuk Angkatan Laut Uni Soviet beroperasi pada tahun 1982.
Jumlah saat ini : 14 buah kapal selam kelas ini termasuk 7 cadangan. 21 buah diekspor ke beberapa negara.
Spesifikasi Lengkap :
Bobot :
2.300-2.350 ton ketika mengapung.
3.000-4.000 ton ketika menyelam.
Dimensi :
Panjang : 70-74 meter.
Beam: 9.9 meter.
Draft: 6.2-6.5 meter.
Kecepatan maksimum :
10-12 knot ketika mengapung.
17-25 knot ketika menyelam.
Sistem propulsi : Diesel elektrik.
Kedalaman maksimum : 300 meter (operasional : 240-250 meter).
Ketahanan :
400 mil ketika menyelam dengan kecepatan 3 knot.
6.000 mil ketika mengapung dengan kecepatan 7 knot
(7.500 mil pada kelas Improved Kilo).
45 hari di laut.
Persenjataan:
Pertahanan udara : 8 roket permukaan ke udara SA- N-8 Gremlin atau SA-N-10 Gimlet.
Torpedo : 18 torpedo atau 24 ranjau, enam buah
tabung torpedo 533mm.

Nama : Kapal perang Moskva
Fungsi : sebagai kapal bendera atau FlagShip yang karena kemampuannya dipercaya sebagai kapal komando suatu Armada Angkatan Laut, begitu pula dengan Armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia.
Kelengkapan : Terdapat rudal P-500 Bazalt yang diletakkan di sisi kanan dan kiri kapal.
Kemampuan : Kapal yang mampu membawa helikopter ASW K-27 ini juga mempunyai kemampuan menembakkan rudal secara VLS tipe S300F.
Lokasi : Terdapat di laut Mediterania timur dan sekitar Laut Hitam.

Nama : Yakhont
Jenis : Rudal
Pabrikan : Beriev
Jangkauan Tembak : 300 Km pada manuver jelajah tinggi
120 Km pada menuver jelajah rendah
Kecepatan : 2 – 2,5 Mach
Ketinggian Terbang : 5 – 15 meter (fase terakhir sebelum
mengenai target)
Berat Bahan Peledak : 300 Kg
Pengarah Navigasi : aktif pasif radar seeker head
Jangkauan Tembak Minimum : 50 Km
Media Peluncuran : dari bawah air, kapal permukaan dan dari
daratan
Berat : Rudal 3,000 Kg
Rudal plus kontainer 3,900 Kg

Nama : Admiral Flota Sovetskogo Soyuza Kuznetsov. Kapal induk yang dikenal sebagai Project 1143.5 atau Kapal induk Tbilisi.
Tahun Produksi : Kapal induk ini diluncurkan pada tahun
1985 dan mulai beroperasi secara penuh tahun 1995.
kapal induk Admiral
Spesifikasi : Kuznetsov yang memiliki bobot 67.500 ton mampu melaju hingga kecepatan 32 knots dan mampu membawa pesawat tempur seperti Sukhoi Su-33, Yak-141 serta 24 helikopter Kamov.
Fasilitas : kapal induk ini dilengkapi dengan rudal antikapal permukaan Granit (SS-N-19), rudal permukaan ke udara Klinok, dan rudal permukaan ke udara Kashtan. Selain itu juga dilengkapi dengan roket antikapal selam UDAV-1.