Translate

Senin, 02 Februari 2015

Fanfic : Don't Leave Me Again, Kim Woobin

Disclaimer :
Cerita ini hanya fiktif belaka. Penulis hanya melakukannya untuk have fun saja dan tidak mengambil keuntungan sepeser pun dari fanfic ini. Mohon maaf bila ada typo.So, Enjoy it~~ ^^

Warning! Boys x boys, yaoi, bromance, fujoshi

Jongbin, woosuk couple.

Cast :
Selain Kim Woobin dan Lee Jongsuk, author kasih kebebasan pembaca untuk berimajinasi tokoh-tokoh yang ada.

Happy reading this fanfiction ! :)

Disuatu daerah pinggiran kota Gyunggi, terdapat sebuah pedesaan terpencil yang hampir semuanya berbentuk rumah sederhana yang serupa. Di ujung jalan, terlihat seorang namja bertubuh tinggi dengan dengan kertas ditanganya. Matanya bergantian melihat ke arah kertas lalu ke deretan rumah-rumah sederhana yang ada. Dia sedang mencari alamat.

"Dimanakah alamat ini sebenarnya? Rumah disini terlihat sama satu sama lain. Apa aku hanya berputar-putar saja sejak tadi?" gumamya sambil mendesah lelah. Dia melanjutkan aktivitasnya sampai hanya tinggal tiga rumah lagi yang tersisa.

Perkenalkan, pemuda yang dimaksud sejak tadi adalah Lee Jongsuk. Dia berusia 22 tahun dengan tubuh tinggi dan kurus. Wajahnya sangat bersih dan tampan seperti seorang model.

Pemuda itu beberapa kali bertemu dengan warga sekitar. Tapi setiap kali melihatnya, orang-orang yang ditemuinya selalu menatapnya sinis dan menyuruhnya cepat pergi. Jongsuk semakin bingung dengan sikap warga ditempat itu. Dia jadi ragu kalau dia berada di tempat yang benar.

Ketika Jongsuk hendak mengecek alamat yang dia punya ke salah satu rumah, mendadak muncul seorang wanita muda berpakaian rapi dari dalam rumah itu. Jongsuk kaget, begitu juga si wanita.

"Apa yang kau lakukan?" kata si wanita sambil melotot ke arah Jongsuk. "Apakah kau pencuri?" katanya curiga. Buru-buru dia mendekap erat tasnya.

"Uhm, maaf noona. Saya bukan pencuri."Jongsuk mencoba mengendalikan diri. "Saya hanya ingin memastikan apakah ini benar Chaedonghee No. 9. Saya sedang mencari alamat ini."

Si wanita muda menyipitkan mata. "Apa aku terlihat bodoh? Kau pikir aku akan percaya? Hell, aku Kang Min Ra seorang dokter yang hebat. Sekali kau mendekat, aku akan berteriak keras dan warga akan segera berdatangan. Ketika mereka berhasil menangkapmu, aku bersumpah akan memutuskan aliran darahmu. Jadi jangan coba-coba mendekat!"

Jongsuk mendesah.

"Dia benar-benar gila." kata Jongsuk memutuskan untuk pergi. Min Ra yang melihatnya, langsung menghadangnya.

"Jadi kau bukan pencuri?" tanya Min Ra. Tatapannya masih penuh selidik. Jongsuk yang malas menjawab mengabaikan begitu saja sambil berjalan pergi.

"Belok kanan, Kedai Roti Jjang milik Kakek Go." kata Min Ra tiba-tiba.

Jongsuk terdiam.

"Itu alamat yang kau cari."

Min Ra lalu mengambil tasnya lalu berjalan pergi mengendarai mobil meninggalkan Jongsuk. Jongsuk hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, "Apa aku bisa tinggal ditempat ini?" katanya sambil memandang sekeliling.

***

Turun dari mobil, Min Ra berjalan kaki dengan cepat menuju tempat kerjanya. Kakinya berulang kali terserimpet karena dia jalan dengan tidak fokus. Pikirannya mengingat saat pertemuaannya dengan pemuda tadi.

Memalukan!

Memalukan!

Memalukan!

Hanya itu yang ada dipikiran Min Ra.

"Aku benar-benar bersikap bodoh tadi karena menuduh orang sembarangan kalau dia pencuri." katanya sambil menutup wajahnya. "Semoga dia cepat pergi. Orang-orang disini tak akan menyukai kedatangannya."

Sambil berkata begitu, wajahnya berubah sedih.

***

Lee Jongsuk telah sampai ke Kedai Roti Jjang, tempat yang dimaksud Dr. Kang tadi. Bangunan di hadapannya memiliki design kedai modern sederhana seperti di Kota Seoul pada umumnya. Namun terlihat sudah nampak tua di beberapa sisi, tapi nampak kuno dan kokoh secara bersamaan.

Jongsuk masuk ke dalam kedai. Terdengar bunyi lonceng ketika dia mendorong pintu masuknya. Ketika sudah masuk, Jongsuk langsung mencium aroma roti yang sepertinya baru matang. Dia lalu mengitarkan pandangannya dan melihat roti-roti yang sangat lezat di depannya. Jongsuk tersenyum senang.

Tak lama, datang Kakek Go Myung Woo, sang pemilik kedai. Dia kakek gemuk yang mempunyai mata yang berbinar. Begitu melihat Jongsuk, dia langsung tersenyum ramah.

"Hei, nak. Apa kau ingin membeli sesuatu? Aku punya roti-roti yang sangat lezat disini." katanya menawarkan.

Jongsuk tertawa.

"Kek, apakah benar ini Chaedonghee No. 9? Aku tak menyangka kalau ini adalah kedai roti. Jadi kau Kakek Go Myung Woo?"

Kakek mengangguk. "Kau benar, nak. Aku Kakek Go Myung Woo. Astaga, apa kau Lee Jongsuk?" kata Kakek Go kaget. "Jadi denganmu anakku bekerja?"

Jongsuk tersenyum.

Kakek Go menatap Jongsuk keseluruhan dari atas ke bawah. "Anakku selalu berbicara tentangmu. Dia bilang kau sangat tinggi seperti jerapah. Kupikir dia membual. Tapi setelah melihatmu, aku rasa dia tidak berlebihan. Dan selain tinggi, kau juga sangat tampan."

Jongsuk tertawa, "Aku baru tahu kalau Manager Go berkata seperti itu pada semua orang."

"Aku tahu kalau aku punya anak yang sangat kurang ajar."

Mereka berdua tertawa bersama.

Jongsuk berhenti tertawa ketika dia melihat tulisan yang terpampang pada etalase.

'Mocca Toping' bisik Jongsuk perlahan.

Kakek Go tersenyum melihat Jongsuk menatap intens roti mocca-nya. "Omo, aku bodoh sekali. Kau baru tiba setelah perjalanan jauh. Harusnya aku menyiapkan sesuatu."

Dia pikir Jongsuk lapar dan ingin makan roti mocca itu.

"Jongsuk-ssi, tunggu sebentar. Kau bisa duduk dan melihat-lihat. Ambil yang kau suka. Mengerti?" katanya sambil mengedipkan mata.

Jongsuk mengangguk.

"Dan segeralah bawa barang-barangmu kesini. Kau pasti akan betah berada disini. Jung Kyo pasti sudah bercerita kalau dia punya adik angkat kan? Dia seumuran denganmu, kurasa kalian akan cepat akrab." Kakek Go berlalu masuk ke dalam.

Jongsuk mendekati etalase Roti Mocca Topping dengan pandangan lemah. Dengan wajah sedih, dia menundukkan kepalanya.

"Kau dimana?" bisiknya pelan.

"Aku merindukanmu."

***

(to be continued)

Leave comment please :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar