Film The Hobbit 2 : The Desolation of Smaug merupakan lanjutan dari film pertama yang berjudul The Hobbit : Unexpected Journey. Ini adalah seri kedua dari trilogi novel The Hobbit yang diangkat ke layar lebar oleh sutradara terkenal bernama Peter Jackson. Sebelumnya, Jackson juga menjadi sutradara film trilogi The Lord of The Ring, sebuah novel yang juga ditulis oleh penulis cerita fiksi J. R. R Tolkien. Film ini di bintangi oleh Martin Freeman (Bilbo Baggins), Ian McKellen (Gandalf The Grey), Richard Armitage (Thorin Oakenshield), Beorn (Mikael Persbrandt), Luke Evans (Bard), Lee Pace (Thranduil) dan Orlando Bloom (Legolas).
Cerita diawali dengan pertemuan Thorin (Richard Armitage) dengan Gandalf (Ian McKellen) di sebuah kedai yang membahas rencana perebutan kembali Erabor dari kekuasaan Smaug, naga jahat yang sangat menyukai kilauan emas. Setahun kemudian, rencana itu terlaksana. Rombongan berjumlah empat belas orang, yang terdiri dari dua belas orang kurcaci, satu orang hobbit dan seorang penyihir, melakukan perjalanan penuh kejutan dari desa shire yang tenang menuju Lonely Mountain.
Mereka menemukan banyak hal diperjalanan. Bilbo Baggins (Martin Freeman), si hobbit sangat kagum bertemu dengan makhluk-makhluk yang selama ini hanya menjadi dongeng di bangsanya. Seperti bangsa peri, Orc, Warg dan bangsa manusia. Ancaman dan bahaya juga selalu bersama mereka. Bangsa Warg, contohnya, tak pernah berhenti mengejar meraka karena pemimpinya Azog ingin membunuh Thorin karena dendam di masa lalu. Begitu pula dengan bangsa Orc, mereka marah karena Gandalf telah membunuh rajanya saat mereka terjebak di Gunung. Petualangan di gunung benar-benar suatu anugrah bagi Bilbo kerena disana dia mendapatkan sebuah cincin ajaib dari makhluk kecil jahat bernama Gollum. Cincin itu bisa membuat yang memakainya menjadi tidak terlihat.
Akan tetapi, disaat-saat ancaman maut mengancam nyawa mereka, mereka selalu mendapat bantuan disaat yang tepat. Contohnya, saat bangsa Warg menyerang mereka, mereka justru kabur ke arah pemukiman bangsa Elves dan mendapat pertolongan cara membuka pintu yang tersembunyi di Erabor. Ataupun saat mereka lari dari kejaran Orc, mereka beruntung karena melarikan diri ke arah rumah Beorn, seorang manusia yang dapat berubah menjadi beruang, dan mendapat perlindungan serta bantuan perbekalan. Mereka juga di beritahu oleh Beorn cara melewati hutan Mirkwood dengan aman walaupun pada akhirnya mereka tersesat juga. Saat tersesat, hampir saja mereka menjadi santapan laba-laba raksasa kalau saja pasukan Elves yang dipimpin Legolas (Orlando Bloom) dan Tauriel tidak menyelamatkan mereka. Mereka menjadi tawanan Elves selama beberapa saat lalu dengan kecerdikan Bilbo mereka bisa melanjutkan perjalanan menuju Lonely Mountain.
Film ini menyajikan cerita yang menggambarkan kebersamaan setiap tokoh agar tujuan yang diinginkan tercapai. Diawal cerita, film ini menunjukkan ketidakharmonisan hubungan antara Bilbo dan kurcaci lainnya saat Bilbo ingin pulang kerumahnya secara diam-diam. Thorin merendahkan kemampuan Bilbo dan terus menanyakan alasan Gandalf mengikutsertakan Bilbo dalam rombongan karena Bilbo lemah dan tak bisa membela diri. Tapi lambat laun hubungan mereka membaik. Thorin akhirnya mengerti kalau dibalik tubuh kecil Bilbo, Bilbo adalah hobbit yang sangat cerdik dan berhati tulus. Selama perjalanan, mereka saling menunjukkan kepedulian dengan saling menyelamatkan jika yang lain dalam bahaya.
Di banding novel aslinya, film ini mengalami pengembangan cerita di beberapa bagian. Misalnya seperti konflik antara Azog dan Thorin, cerita cinta antara Kili dan Tauriel serta awal mula kemunculan Nacromancer yang merupakan roh jahat dari Sauron, sang penguasa kegelapan di masa depan. Dengan pengembangan cerita tersebut, film ini menyajikan cerita dari novel aslinya secara lengkap dan utuh, sehingga film ini mempunyai durasi yang sangat panjang. Akan tetapi, sayangnya, walaupun dibalut dengan nuansa komedi, saya sebagai penonton tetap merasa sedikit bosan. Menurut saya, sebaiknya ada beberapa bagian yang dipotong karena tidak terlalu berpengaruh pada cerita secara garis besar.
Secara keseluruhan, film ini menyajikan teknologi grafis dengan efek yang sangat menakjubkan. Latar film ini benar-benar di buat secara detail seperi zaman abad pertengahan. Tokoh-tokohnya dirias dengan sangat rinci mulai dari tatanan rambut, bentuk telinga, warna kulit sampai kepangan jenggot. Selain itu, film ini memiliki latar yang sangat indah. Penonton bisa melihat megahnya Rumah Ramah Terakhir milik bangsa Elves dan bersihnya aliran sungai menuju Kota Danau bangsa manusia. Dengan backsound yang tepat, film ini membawa saya sebagai penonton merasa masuk berada disana dan merasakan semua ketegangan yang ada.